Posts

Showing posts with the label Seputar Ponorogo

Nonton Sepak Bola di Alun-alun

Image
Stadion Bathoro Katong/panoramio.com Nostalgia Ponorogo - Ponorogo pernah menyumbang seorang pemain timnas, Waskito Persatuan Sepabola Seluruh Indonesia (PSSI) sedang dirundung masalah, penggemar olahraga sepakbola harap-harap cemas menanti hasil Kongres akhir Juni. Penggemar olahraga yang satu ini memang istimewa jumlah maupun semangatnya. Tak ketinggalan, kota Ponorogo pun dilanda demam sepakbola bila menjelang dan selama event-event besar. Beruntung sekali orang jaman sekarang gampang menonton pertandingan di Eropa, Amerika Latin, dan lain-lain belahan bumi berkat jaringan televisi dan internet. Di awal tahun-tahun 60-an kami sudah cukup puas menonton pertandingan sepakbola antarklub di alun-alun Ponorogo.

sate Tukri Sobikun

Dalam dunia persatean, sate ayam Ponorogo masuk gagrak bumbu kacang seperti sate Madura. Penggemar sate gagrak ini akan memberi nilai plus bila bumbunya pas. Soal daging sih tidak terlalu berbeda kecuali tingkat kematangan dan aroma berbeda. Ada dua jenis bumbu sate yang dikenal umum yaitu yang memakai kacang tanah diulek dan bumbu kecap plus irisan cabai dan bawang merah. Sebenarnya ada lagi bumbu yang menggunakan santan agar lebih gurih. Kini sate Madura yang ada di Jawa mulai menyesuaikan diri dengan lidah pembelinya. Bumbu kacang ditambah irisan bawang merah dan cabai. Apapun topingnya, kunci utama tetap pada daging yang dibakar. Di Ponorogo, ada dua kampung sate yang tersohor. Kampung pertama, dikenal dengan Gang Sate, tempat si legendaris Sate Ayam Tukri Sobikun . Tepatnya di Jl Lawu Gang I No 43, Kelurahan Nologaten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo. Kampung sate kedua yang juga diberi nama Gang Sate di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

PONOROGO SEBAGAI REPRESENTASI BUDAYA

“SITIKULTUR(a)” Oleh : Andry Deblenk Apabila berbicara tentang Ponorogo, kita tidak dapat melepaskan diri dari nilai-nilai budaya. Seperti kita ketahui bersama, ada dua hal yang dapat kita tengarai. Pertama , adalah substansi dari kesenian reyog itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya kesenian adiluhung ini made in asli dari daerah Ponorogo. yang sejak dulu menjadi ikon bagi masyarakat Ponorogo. Kedudukan reyog sangat vital, nyaris tak tergantikan. Kedua , jika kita flash back pada sejarah berdirinya wilayah ini, pastilah kita mengenal nama Raden Bathoro Katong. Di dalam buku Babad Ponorogo yang ditulis oleh Poerwowidjojo diceritakan bahwa asal-usul nama Ponorogo bermula dari kesepakatan dan musyawarah antara Raden Katong, Ki Ageng Mirah, dan Joyodipo pada hari jum’at malam bulan purnama. Bertempat di tanah lapang dekat gumuk ( wilayah Katongan sekarang ). Di dalam musyawarah tersebut disepakati bahwa kota yang akan didirikan nanti dinamakan “Pramana raga” yang akhirny...

Selamat Tahun Baru 2011

‎"Bumi reyog menyapa dunia!" Tim Ponorogo Komunitas Online mengucapkan selamat Tahun Baru 2011, UNTUK BUMI REYOG KU.

Jadwal Grebeg Suro 2010 dan Festival Reyog Nasional XVII

Image
Ponorogo, Pawargo.com - Grebeg Suro Tahun 2010 mempunyai makna yang penting karena merupakan kegiatan awal dalam menyongsong Tahun Kunjungan Wisata Jawa Timur 2011. Selain itu di era Globalisasi ini, Semua dihadapkan pada kompleksitas permasalahan dengan perubahan yang sangat cepat, sehingga keberadaan seni budaya lokal dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya harus dilestarikan dan diaktualisasikan dalam tata kehidupan masyrarakat. Pagelaran Pesta Rakyat Ponorogo GREBEG SURO, sebentar lagi akan digelar kembali. Acara yang menggunakan anggaran daerah ini menjadi moment tersendiri bagi warga Ponorogo khususnya, terlebih mereka yang kini berada di perantauan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, panitia telah mempersiapkan segala macam konsep acara untuk memeriahkan agenda tahunan kota Ponorogo ini.

Pengrajin kendang Ponorogo

Minta Pinjaman hanya diberi piagam penghargaan Mukri, 47, perajin kendang di Dusun Sukamakmur, Desa Ngilo Ilo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo seperti berjalan seorang diri selama 19 tahun menekuni profesinya. Tak ada pembinaan apalagi bantuan pendukung, namun dia berjuang agar tetap eksis di tengah moderninsasi. Sudarmawan Ponorogo Bayangkan jika reog tanpa kehadiran kendang. Akan terasa hambar. Sadar akan pentingnya profesinya membuat instrumen pendukung kesenian reog itu, maka Mukri tetap menggeluti usahanya. Jika ditelusuri lebih mendalam, usaha yang dirintis lelaki dua anak ini, juga turut menyokong dan membesarkan nama Ponorogo melalui hasil kerajinannya. Bahkan reog sekarang yang menasional dan mendunia.

Seniman tak kenal lelah, tidur dan bahkan makan

Pawargo.com - Beberapa hari yang lalu, TVRI menayangkan acara Budaya Cermin Bangsa. Acara yang dihadiri oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia Jero Wacik membahas tentang Potensi Pariwisata Indonesia. "Indonesia negara yang kaya, sehingga membuat iri negara lain untuk memilikinya..." kata beliau. Beliau juga menambahkan, seniman dan pelaku seni di Indonesia sangat tinggi antusiasnya untuk tetap melestarikan Seni dan Budaya Indonesia. "beliau-beliau (pelaku seniman) sampai lupa lelah, tidur, bahkan makan. Coba anda lihat bagaimana keadaan para seniman Indonesia??? di usia senja, beliau masih tetap sebagai pelaku seni." tambahnya. Sudah sepantasnya Pemerintah Indonesia memberikan penghargaan tertinggi bagi para seniman yang memang berhak mendapatkan. Hidup dengan seni dan tekad untuk tetap melestarikan kesenian Indonesia. Semoga generasi muda semakin banyak yang mempelajari Kebudayaan dan Kesenian.