Sudah 70 tahun lebih daerah “Segitiga Emas” Ngepos, Ponorogo , menjadi pusat penjualan sate ayam. Di sana berkumpul paling tidak sepuluh orang penjual sate yang masih mempertahankan ciri mereka, yaitu tetap memajang angkringan yang di jaman dulu dipikul ke sana kemari, serta tempat pembakaran sate dari terakota (anglo) yang bentuknya khas dari Kota Reog itu. Kini Gang Sate di Desa Nologaten juga sudah menjadi pusat sate ayam lainnya. Tak ada persaingan sengit di antara para penjual sate itu, baik yang di Ngepos, Gang Sate Nologaten dan Setono, Kota Lama. Pada garis besarnya, memang ada tiga kelompok ‘madzab’ sate ayam gaya Ponorogo, yaitu Ngepos – yang umumnya berasal dari Desa Purbosuman asal pelopor sate ayam Ponorogo Pak Bagong – kemudian Gang Sate Nologaten dan Setono tersebut.