Posts

Showing posts with the label babad ponorogo

Semerbak Tempo Doeloe, Berburu Sate Setono, Pecel Tumpuk dan Sego Tahu di Kota Lama Ponorogo

Image
Sate Ayam dan Sego Tahu, kuliner khas yang hanya bisa kita dapatkan di daerah ini, sebenaranya di Ponorogo merupakan sentra sate ayam, namun sate ayam di daerah Kota Lama ini mempunyai ciri khas, dimana ayam direbus dulu sebelum di sunduk menjadi sate, sambal kacang dan bumbunya juga beda dengan sate di daerah Ponorogo kota, dan ke khasan ini diikuti oleh pedagang-pedagan sate di pinggiran dan desa-desa di Ponorogo, sate ini biasa jualannya dipikul sambil teriak "Teeeeee................ sate....................." Namun begitu juga banyak pedagang sate yang mangkal di sekitaran kota lama, diantaranya di komplek pasar Pon dan di utara, timur, selatan, dan barat pasar Pon. Sego tahu, nasi tahu yang khas nasi atau lonthong yang di kasih tahu goreng yang dikopyok dengan telur, sambal atau bumbunya kacang peda dan diberi kecap manis dan acar. Dan nasi tahu ini bisa kita dapatkan di selatan perempatan dan barat perempatan. Ada juga pecel tumpuk dan soto santan khas

"Pasar Pon" Kota Lama Ponorogo

Image
Kawasan Kota Lama "Sar Pon" Ponorogo ( Kompasiana/Nanang Diyanto) Dalam sejarah berdirinya Ponorogo pernah mengalami perpindahan pusat pemerintahan, sebelum di tempat sekarang ini pusat pemerintahan berada di sekitaran Pasar Pon, orang lebih suka menyebut Kota Lama. "Prapatan Pasar Pon" ini menjadi pusat kegiatan masyarakat, pasar ini berdiri sejak jaman Ponorogo berdiri sehingga sekarang, namun besar dan luasnya kalah dengan pasar Songgolangit yang menjadi pasar induk Ponorogo sekarang ini, prapatan (perempatan) ini menjadi batas 3 kecamatan yakni; Babadan , Siman dan Jenangan , dan menjadi batas 4 kelurahan yakni; Kadipaten, Singosaren, Mangunsuman, dan Patihan Wetan. Beberapa bangunan serta peninggalan bersejarah masih bisa kita nikmati dan kita pelajari dan dirawat sehingga sekarang, berikut liputannya. Makam Setono, komplek makam para bangsawan sekaligus para penyebar agama Islam berada ditimur perempatan belok ke kiri tepatnya di jalan Ra

Masjid Jami’ Kauman Kota Lama Pasar Pon

Image
Masjid Jami’ Kauman Kota Lama Pasar Pon, Jejak Perkembangan Islam di Ponorogo. foto by : setenpo Jika kita menelusuri Kota Lama Pasar Pon Ponorogo, maka kita akan menemukan bangunan bersejarah yakni masjid Kota Lama Pasar Pon. Letaknya sekitar 150 M dari perempatan, 50 M ke utara lalu 100 M ke arah barat. Bangunan masih bernuansa tradisional, dengan peninggalan berupa prasasti di depan masjid yang menandai tahun pembangunan masjid. Selama sekitar 341 tahun pusat pemerintahan Ponorogo memang terletak di sekitar kota lama Pasar Pon. Setelah 4 generasi ibukota Ponorogo berpusat di perbatasan Setono-Kadipaten (Dusun Tinggen), pada era Adipati Sepuh pusat kota Ponorogo bergeser 500 meter ke arah selatan. Alun alun Ponorogo saat itu terbentang dari Pasar Pon hingga Jeruksing Di sebelah barat alun alun di bangun masjid agung Kadipaten Ponorogo pada tahun 1580 M di bawah pimpinan Adipati Sepuh. Lingkungan sekitar Masjid Agung di sebut Kauman, sehingga di Ponorogo ada beber

Masjid Jami’ Bathoro Kathong

Image
Masjid Jami' Bathoro Katong, foto by : SETENPO Masjid Jami’ Bathoro Katong terletak di kelurahan Setono kecamatan Jenangan kabupaten Ponorogo, berdekatan dengan area Makam Batoro Katong sebagai pendiri kota Ponorogo. Untuk masuk ke area masjid kita harus melewati beberapa regol (gerbang). Tahun pendirian masjid tidak tertera pasti, namun diperkirakan antara tahun 1486-1496 M pada era berdirinya Kadipaten Ponorogo. Di sekitar masjid inilah yang menjadi saksi ketika para pengikut Bathoro Katong diserang Prajurit Ki Ageng Kutu dari Kademangan Surukubeng penguasa Wengker . Meski kalah jumlah, Bathoro Katong dan pasukanya dapat bertahan. Serangan dilakukan pada hari Jum’at Wage yang menurut para ahli klenik adalah hari nahas kota Ponorogo. Anggapan ini lahir dari perhitungan neptu Jum’at 6, Wage 4,huruf Po aksara Jawa 11 semua dijumlah jadi 21,dibagi 3. Jika sisa 1 artinya hidup, sisa 2 artinya pengantin (jodoh) sisa 3 artinya mati. 21 di bagi 6 = 18 sisa 3 (mati)

Masyarakat Diimbau Peduli Seni Budaya Reyog Ponorogo

Image
Grup Reyog Singolodoyo USA Metrotvnews.com, Jakarta: Masyarakat ibu kota dan sekitarnya diimbau peduli terhadap kesenian daerah Reyog Ponorogo. Apalagi grup reyog asal DKI Jakarta beberapa kali menyabet gelar juara dalam ajang Festival Reyog Nasional. "Budaya reyog ini mengajarkan nilai-nilai moral, di antaranya solidaritas, guyub, persatuan, kesetiaan, pengorbanan, keberanian, dan tanggung jawab. Di Jabodetabek tercatat ada sekitar 20 grup yang tergabung dalam Komunitas Reyog Ponorogo," kata Wakil Ketua Komunitas Reyog Ponorogo, Suparno Nojeng, Sabtu (25/4/2015). Nojeng menjelaskan, untuk menyamakan persepsi sekaligus silaturrahim, pihaknya mengadakan pertemuan dengan puluhan tokoh dan pegiat Reyog Ponorogo dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok. Pertemuan ini dilangsungkan di Giri Lawu Bintaro, Jakarta Selatan. "Tujuan komunitas ini adalah untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya serta memasyarakatkan Reyog Ponorogo. Untuk itu kami berharap

Acara Tutup Grebeg Suro Ponorogo

Image
Ketika Raja Wengker Keliling Kerajaannya Monumen Kerajaan Bantarangin PONOROGO– Tuntas sudah perayaan Suro di Ponorogo.Hal ini ditandai dengan acara Tutup Grebeg Suro Somoroto yang dipusatkan di Lapangan Bantarangin, Kecamatan Kauman. Gelarannya berupa kirab pusaka dan pawai budaya. Acara yang juga disebut Tutup Grebeg Suro Bantaranginan ini diawali dengan rekonstruksi keberangkatan Prabu Kelono Siswo Handono atau Kelono Sewandono menuju Kediri untuk melamar Putri Kerajaan Kediri, Putri Songgolangit.Raja Kerajaan Wengker II ini dihadirkan lengkap dengan pasukan putri pemanah,ksatria tombak serta pasukan berkuda yang dipimpin Patih tercintanya yang jenaka, Pujangga Anom atau lebih dikenal sebagai Bujang Ganong.