Posts

Showing posts with the label kesenian

KERCOPAN ART FESTIVAL 2015

Image
 “Kercopan Art Festival” sengaja kami hadirkan, untuk mewadahi ekspresi kelompok-kelompok kesenian di Kabupaten Ponorogo yang sangat beragam (dari yang tradisional, pop, sampai wujudnya yang modern maupun kontemporer). Kelompok seniman dari  Luar Negeri ( Victor Hugo, kelompok seniman dari Meksiko), sengaja kami undang untuk memberi warna spesial pada pergelaran festival ini. Berbagai pertunjukan tersebut akan disajikan di atas panggung spektakuler di area Kercopan. Untuk memperingati hari Ulang Tahun Padepokan Tari Langen Kusuma Ke – I, yakni tanggal 26 Januari 2015, kami bermaksud mengadakan sebuah pergelaran kesenian yang bertajuk KERCOPAN ART FESTIVAL. Sebuah peristiwa budaya yang melibatkan masyarakat dan pemuda pemudi di lingkungan Kertosari, Cokromenggalan, dan Patihan Wetan dan segenap masyarakat seni di Kabupaten Ponorogo pada umumnya. Kercopan merupakan sebuah lokasi berkembangnya sebuah kelompok Reyog Ki Singo Kusumo, yakni berada di tiga kelurahan; Kertosari, Cokromen

Apakah reyog masih menjadi roh Ponorogo?

Image
Salah satu komunitas reyog Ponorogo di Australia (Singo Sardjono) Pertanyaan ini tiba-tiba muncul setelah beberapa hari menemani teman-teman sineas Ponorogo saat workshop sinematografi dalam rangka Festival Film Ponorogo (FEFO) 2014. Banyak sekali ide dari teman-teman sineas (mungkin lebih tepatnya calon ya hehehe) yang menyentil ‘keangkuhan’ reyog sebagai identitas Ponorogo. Saya sengaja memakai kata ‘keangkuhan’ karena satu hal, reyog hanya nempel seperti slogan dan tidak sadar sedang ditinggalkan oleh masyarakatnya. Ini satu ‘tuduhan’ serius yang harus dibuktikan dan sayangnya saya hanya bisa menuduh. Tuduhan ini saya lontarkan karena sampai saat ini saya tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan seperti : Apakah perempuan boleh jadi bujang ganong? Apakah perempuan berjilbab boleh menjadi jathil? Apakah reyog harus memakai ritual? Apakah boleh reyog tanpa jathil? Dan apakah-apakah lain yang membuat anak-anak muda seperti enggan menyentuh reyog. Dan sangat bisa dimakl

Datang dengan Reog Ponorogo, Waluyo Deklarasikan Diri Dukung Jokowi

Laporan Reporter Tribun Jateng, Bakti Buwono TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo alias Jokowi, agar maju sebagai capres terus mengalir. Minggu (2/3/2014) pagi, puluhan orang bertopeng wajah Jokowi mendatangi area Car Free Day (CFd) Jalan Pahlawan. Mereka juga datang dengan reog ponorogo untuk menghibur para pengunjung CFD. Puluhan orang itu pun lalu berhenti di pinggi tugu air mancur di eks videotron Semarang. Aksi itu turut menarik perhatian pengunjung CFD. Orang-orang yang tergabung dalam organisasi sekretariat nasional (seknas) Jokowi itu juga membagikan bendera kecil bertuliskan Jokowi presidenku dan topeng wajah Jokowi. "Kami mendelekarasikan diri sebagai seknas jokowi cabang jawa tengah, " kata presiden seknas Jokowi, Raharjo Waluyo Jati saat membacakan ikrar mendukung jokowi. Ia menganggap saat ini rakyat sudah memiliki keputusan politik sendiri dalam memilih pemimpin. Sosok Jokowi yang unggul dalam berbagai survey, merupaka

Wow, 25 Dadak Merak Reog Singo PGP Akan Hibur Warga Pacitan

Image
Ilustrasi/istimewa Pacitanku.com, PACITAN—Hari Jadi Pacitan (Hajatan) ke 269 Kabupaten Pacitan yang puncaknya dilaksanakan pada Rabu (19/2/2014) mendatang dipastikan akan berlangsung semarak. Pasalnya, selain tari lokal Klonthong Jengglur yang akan turut memeriahkan, juga ada puluhan reog dadak merak yang dipastikan akan menghibur warga Pacitan. Rencananya, puluhan reog dadak merak yang akan memeriahkan semaraknya hajatan itu berasal dari empat kabupaten, yakni Ponorogo, Trenggalek, Pacitan dan Wonogiri (Golek Pawon) “ Ya, benar, agenda tersebut kemudian dinamakan Pagelaran Reog Singo Golek Pawon (PGP) yang akan tampil di panggung hajatan alun – alun Pacitan, ” kata Narso, salah satu anggota Reog Singo Golek Pawon, kepada Portal Pacitanku, Selasa (11/2/2014) sore WIB. Lebih lanjut Narso mengungkapkan bahwa pertunjukkan reog PGP ini dipastikan akan menajdi hiburan tersendiri bagi warga Pacitan, mengingat kesenian reog selama ini sangat digemari warga di kabupaten yang terletak

Dudu reyog jeneng e, yen ora gawe kulit macan asli

Image
Reyog Ponorogo - Suro Menggolo Saya malam ini termenung, memikirkan dan membayangkan. Berapa banyak harimau/macan yang telah digunakan untuk kepala Singobarong dalam kesenian reyog Ponorogo? Hal ini ditambah dengan permintaan para penggiat kesenian ini, untuk tetap memakai kulit asli binatang yang hampir punah tersebut. Katanya, "dudu reyog jeneng e, yen ora gawe kulit macan asli." Keberadaan hewan ini semakin jarang di habitat aslinya, para pemburu terus mencari keuntungan dari menjual beberapa bagian tubuh macan. Sungguh ironis, hewan ini akan segera punah. Anak cucu kita tidak akan lagi tahu dan menemui, sang raja hutan ini. Sama seperti halnya dinosaurus yang telah lama punah. Hanya melalui cerita, patung harimau kering dan gambar, mereka mungkin akan menyimpulkan, bahwa kepunahan spesies harimau disebabkan oleh penggunaan kulitnya sebagai pelestarian seni budaya, namun tidak diimbangi dengan pelestarian habitatnya. hanya menunggu waktu... dan menghitung hari de

Pertunjukan Kesenian Reog Ponorogo Meriahkan Kunjungan Force Commander.

Image
PUSPEN TNI (10/9),- Sebuah kehormatan tersendiri bagi seluruh personil yang tergabung Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda TNI XXXII-B/MINUSTAH, selain menjadi personil penjaga perdamaian dunia yang tergabung misi perdamaian PBB MINUSTAH di Haiti, juga menjadi duta - duta budaya bangsa guna dapat mempromosikan keanekaragaman budaya Bangsa Indonesia di mata Internasional. Ini tentunya merupakan sebuah tantangan yang harus dijawab oleh seluruh personil Satgas Kizi dengan sebuah karya yang nyata. Sebagai wujud usaha nyata mempopulerkan keanekaragaman budaya Bangsa Indonesia di mata internasional maka Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda TNI XXXII-B/MINUSTAH menampilkan kesenian Reog Ponorogo dalam setiap event tertentu. Reog Ponorogo merupakan salah satu kesenian daerah yang berasal dari Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Reog, sering diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan pembarong dala

Pesta rakyat kampung Ponorogo di Palembang

Image
PALEMBANG - Ikatan Keluarga Ponorogo (IKP) merayakan pesta rakyat dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 68 di lapangan Kampung Ponorogo Jalan Sukaindah RT Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami Palembang Rabu (21/8/2013). Kampung Ponorogo, Sukawinatan, Palembang Puncak acara dimeriahkan dengan kesenian asli Jawa Timur seperti Reog Ponorogo dan kuda lumping. Tidak hanya warga Ponorogo di Palembang juga turut hadir warga Ponorogo dari Cinta Manis dan Mariana Banyuasin. Ketua IKP Toimin mengatakan kalau acara ini sebagai bentuk memperat tali silahturahmi bagi semua warga asli dan keturunan Ponorogo. "Selain kegiatan tahunan rutin ini, kami juga setiap tanggal 21 mengadakan arisan IKP," tambahnya. Sumber : TRIBUNSUMSEL.COM Penulis/foto : Mukmin Samudera Editor: Aidil Putrasyah

Reog Ponorogo Hadir di Jambi

JAMBI - Kesenian khas Provinsi Jawa Timur, Reog Ponorogo, menghibur pengunjung Jambi Prima Mall (JPM) Trona, kemarin sore (27/11). Hujan deras yang mengguyur Kota Jambi, tak mengurungkan niat warga menyaksikan berbagai atraksi yang disuguhkan Paguyuban Seni Reog Ponorogo Singo Lawung Manunggal. Paguyuban yang berusia 15 tahun ini, dipimpin Suradi Bewok alias Mbah Suro. Dia mengatakan, ada beberapa jenis tari yang mengiringi penampilan dua Dadak Merak seperti Tari Warok, Tari Jatilan, Tari Bujang, Tari dadak merak dan tari-tarian mabuk. Sebagai pentas pertama adalah Tari Warok, disusul dengan Tari Dadak Merak. Dadak Merak merupakan komponen utama dalam kesenian Reog. Tatanan bulu-bulu burung merak yang indah dipanggul kepala harimau (Cekathakan). Suatu perpaduan yang mempunyai nilai seni tinggi. Warna hijau mengkilap, cerah tampak lebih hidup ketika warna loreng Harimau menghiasi Dadak Merak. “Berat satu Dadak Merak itu mencapai 50 kilogram,” kata Mbah Suro.

Seniman tak kenal lelah, tidur dan bahkan makan

Pawargo.com - Beberapa hari yang lalu, TVRI menayangkan acara Budaya Cermin Bangsa. Acara yang dihadiri oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia Jero Wacik membahas tentang Potensi Pariwisata Indonesia. "Indonesia negara yang kaya, sehingga membuat iri negara lain untuk memilikinya..." kata beliau. Beliau juga menambahkan, seniman dan pelaku seni di Indonesia sangat tinggi antusiasnya untuk tetap melestarikan Seni dan Budaya Indonesia. "beliau-beliau (pelaku seniman) sampai lupa lelah, tidur, bahkan makan. Coba anda lihat bagaimana keadaan para seniman Indonesia??? di usia senja, beliau masih tetap sebagai pelaku seni." tambahnya. Sudah sepantasnya Pemerintah Indonesia memberikan penghargaan tertinggi bagi para seniman yang memang berhak mendapatkan. Hidup dengan seni dan tekad untuk tetap melestarikan kesenian Indonesia. Semoga generasi muda semakin banyak yang mempelajari Kebudayaan dan Kesenian.

Kesenian Gajah-gajahan (khas Ponorogo)

Image
Kesenian lain dari kota Ponorogo adalah Gajah-gajahan. Pawargo.com - Pada perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 65, Gajah-gajahan kembali hadir menghibur masyarakat Ponorogo. Kali ini grup gajah-gajahan dari Desa Nailan nampak memenuhi jalan raya Ponorogo - Pacitan tadi sore (08/08) diiringi oleh ratusan warga sekitar. Dalam perkembanganya, gajah-gajahan ternyata masih mendapat ruang di masyarakat Ponorogo. Hal ini terbukti dari antusias warga dalam menyaksikan kesenian kesenian khas Ponorogo ini dalam berbagai acara. Sebuah kesenian tradisional berupa boneka gajah besar ini ternyata mempunyai hubungan sejarah dengan Kesenian Reog/Reyog. Seperti kutipan topik Melacak Masa Silam Kesenian Gajah-gajahan