Pedang Raja Wengker Panjang 1,5 Meter Dipamerkan

PONOROGO-Ratusan pusaka yang dikelola dua komunitas paguyuban penggemar pusaka atau wesi aji Ponorogo, yakni Paguyuban Aji Wengker dan Paguyupan Tunggul Nogo dipamerkan untuk umum di ruang Bappeda Pemkab Ponorogo, Senin (12/11/2012).

Sebanyak 400 pusaka dari berbagai jenis keris dan pusaka lain yang berupa tombak dan pedang yang dipajang di kaca tertutup di lantai II Gedung Bappeda ini merupakan pusaka kuno di era kerajaan mulai dari kerajaan Jenggolo, Kahuripan, Mojopahit, Pajajaran dan era Kerajaan Wengker (Ponorogo). Agenda pameran pusakan ini, merupakan salah satu rangakian agenda acara Grebeg Suro Tahun 2012.



Salah seorang penggemar pusakan, Saeto (55) mengaku ingin melihat pusaka-pusaka yang di pajang di lantai II Bapeda karena merasa sangat tertarik dengan hasil kesenian kuno. Alasannya, hingga jaman sekarang, ternyata Ponorogo masih memiliki koleksi berbagai pusaka yang berusia tua dan sangat baik.

"Saat masuk tadi terasa berada di museum kerajaan dulu. Saya sangat betah di ruang pameran ini. Saya sangat tertarik melihat ratusan pusakan peninggalan kerajaan kuno di Jawa ini," terangnya kepada Surya, Senin (12/11/2012).

Salah seorang anggota Paguyuban Aji Wengker Didik (44) yang selalu berada di ruang pameran mengaku sebagai pengelola pameran pusaka mengungkapkan ada sekitar 400 pusaka kerajaan jaman dulu berupa keris, tombak dan pedang yang dipamerkan untuk kalayak umum.

Menurutnya, jumlah pusaka yang dipamerkan lebih kecil dibanding pameran Tahun 2009 lalu yang mampu memamerkan 600 pusaka. Namun, dia yakin saat Pendopo Pemkab Ponorogo selesai dibangun nanti, mampu memamerkan sekitar 2.000 pusaka.

"Semua pusaka ini koleksi jaman kerjaan Jenggolo, Kahuripan, Majapahit, Mataraman dan era Kerajaan Wengker," terang Didik sambil menunjukan sebilah keris asli Kerajaan Wengker.

Sedangkan, Budi Santoso (45) anggota paguyuban penggemar pusaka Tunggul Nogo menjelaskan selain memamerkan keris, pameran juga memamerkan pedang Raja Wengker, yakni berupa pedang yang kedua sisinya berelif tulisan Arab.

Sedang tempat genggaman tangannya terbuat dari kayu kuno yang berlukiskan kepala perempuan dengan bola mata merah darah. Pedang sepanjang 1,5 meter tersebut juga masih dirawat warga Ponorogo dan oleh pemiliknya diijinkan untuk dipamerkan untuk umum.

"Saya sendiri tidak tahu apa sebutannya, namun kata pemiliknya pedang Raja Wengker. Besinya merupakan besi tua dan diperkirakan pedang di jaman wali atau mungkin pedang ini dulunya dari kerajaan Arab kuno. Jika dipandang lama mengeluarkan aura yang luar biasa," tegasnya.

Sementara Tobron Torejo, sesepuh Warok Ponorogo yang juga penggemar wesi aji (pusaka) menegaskan untuk keris asli Ponorogo yang ditunjukkan tersebut memang benar milik kerajaan Wengker. Namun untuk siapa empunya tidak jelas. Alasannya, Kerajaan Wengker merupakan kerajaan kecil jika dibanding Mataram, Mojopahit dan kerajaan lainnya.

"Keris ini asli milik kerajaan Wengker, untuk masalah data lainnya bisa diklasifikasi sebagai keris jenis Nilam Upik, Nilam Sari serta Singo Barong. Di Ponorogo empunya hanya Kyai Kasan yang di era jaman Diponegoro (1825-1830) silam," tandasnya. (SURYA Online)

Comments

Popular posts from this blog

Reog Dulu dan Sekarang : di Balik Tirai Warok-Gemblak

Menikmati suasana pasar malam Ponorogo