Parade Reyog Ponorogo se-Jabodetabek 2014
JAKARTA -Gelar parade Reyog Ponorogo se-Jabodetabek 2014 yang digelar di anjungan daerah Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah(TMII), kemarin Minggu(12/10) nampak begitu meriah, masyarakat dari Jawa Timur khususnya dari Kabupaten Ponorogo yang tinggal di Jabodetabek datang berduyun-duyun ke anjungan Jawa Timur untuk menyaksikan tarian Reyog ponorogo. Parade Reyog ini merupakan satu rangkaian untuk memperingati HUT Jawa Timur.
7 peserta terbaik dari paguyuban Reyog Ponorogo se-Jabodetabek mengikuti parade ini, dan mereka harus melalui beberapa penilaian untuk menjadi yang terbaik. Diantaranya penilaian dengan kriteria segi penampilan terbaik, pembarong yang terbaik, jatil yang terbaik dan warok yang terbaik.
Kepala Anjungan Jawa Timur TMII Samad Widodo menuturkan, anjungan memberikan fasilitas tempat untuk pembinaan komunitas Reyog Ponorogo yang ada di Jabodetabek. Menurut Samad, kegiatan yang rutin digelar setiap tahun untuk mengevaluasi hasil pelatihan pembarong, jatil, warok yang digelar antara anjungan dan paguyuban Reyog.
“Hasil seleksi parade Reyog Ponorogo akan kita kirim ke Ponorogo,” ujar Samad Widodo ditengah parade Reyog Ponorogo di anjungan Jawa Timur TMII, Minggu(12/10). Samad mengungkapkan, untuk mengembangkan tari Reyog Ponorogo, anjungan terus melakukan pelatihan yang diikuti oleh generasi muda. Karena tugas kantor perwakilan Jawa Timur untuk memberikan pelatihan untuk dikembangkan di paguyuban-paguyuban Reyog Ponorogo yang ada di Jabodetabek.
“Kita akan tetap eksis untuk melestarikan Reyog untuk menjunjung tinggi budaya Indonesia. Selain itu kita berharap masyarakat luas pun turut berperan melestarikannya,” pungkas Samad.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Reyog Ponorogo se-Jabodetabek mengatakan, untuk menarik minat generasi muda mau mempelajari tarian tradisional asal Ponorogo ini, dirinya terus mengembangkan Reyog Ponorogo dengan beberapa kreasi yang disukai oleh generasi muda. Diantaranya dengan menampilkan Reyog secara seluas-luasnya namun tetap tidak meninggalkan pakemnya.
“Dahulu Reyog Ponorogo hanya sesuai cerita pakem saja, kini kita tampilkan beberapa cerita yang lebih menarik dan modern. Kan kita lihat saat ini banyak generasi muda yang mau belajar dan manari Reyog,” kata HT Yulianto.
Menurut Yulianto juga, pihaknya terus melakukan pembinaan dan pelatihan rutin di setiap paguyuban Reyog Ponorogo serta ikut kegiatan baik tingkat nasional maupun Internasional agar Reyog terus dikenal masyarakat luas khususnya Indonesia. Yulianto juga menambahkan, saat ini pihaknya tengah mengajukan permohonan ke UNESCO untuk memperoleh pengakuan.
“Reyog sangat kharismatik, seketika orang akan takjub ketika mendengar tabuhan gamelan Reyog dan itu daya tarik Reyog,” ucap dia lagi.(nas/indopos.co.id)
7 peserta terbaik dari paguyuban Reyog Ponorogo se-Jabodetabek mengikuti parade ini, dan mereka harus melalui beberapa penilaian untuk menjadi yang terbaik. Diantaranya penilaian dengan kriteria segi penampilan terbaik, pembarong yang terbaik, jatil yang terbaik dan warok yang terbaik.
Kepala Anjungan Jawa Timur TMII Samad Widodo menuturkan, anjungan memberikan fasilitas tempat untuk pembinaan komunitas Reyog Ponorogo yang ada di Jabodetabek. Menurut Samad, kegiatan yang rutin digelar setiap tahun untuk mengevaluasi hasil pelatihan pembarong, jatil, warok yang digelar antara anjungan dan paguyuban Reyog.
“Hasil seleksi parade Reyog Ponorogo akan kita kirim ke Ponorogo,” ujar Samad Widodo ditengah parade Reyog Ponorogo di anjungan Jawa Timur TMII, Minggu(12/10). Samad mengungkapkan, untuk mengembangkan tari Reyog Ponorogo, anjungan terus melakukan pelatihan yang diikuti oleh generasi muda. Karena tugas kantor perwakilan Jawa Timur untuk memberikan pelatihan untuk dikembangkan di paguyuban-paguyuban Reyog Ponorogo yang ada di Jabodetabek.
“Kita akan tetap eksis untuk melestarikan Reyog untuk menjunjung tinggi budaya Indonesia. Selain itu kita berharap masyarakat luas pun turut berperan melestarikannya,” pungkas Samad.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Reyog Ponorogo se-Jabodetabek mengatakan, untuk menarik minat generasi muda mau mempelajari tarian tradisional asal Ponorogo ini, dirinya terus mengembangkan Reyog Ponorogo dengan beberapa kreasi yang disukai oleh generasi muda. Diantaranya dengan menampilkan Reyog secara seluas-luasnya namun tetap tidak meninggalkan pakemnya.
“Dahulu Reyog Ponorogo hanya sesuai cerita pakem saja, kini kita tampilkan beberapa cerita yang lebih menarik dan modern. Kan kita lihat saat ini banyak generasi muda yang mau belajar dan manari Reyog,” kata HT Yulianto.
Menurut Yulianto juga, pihaknya terus melakukan pembinaan dan pelatihan rutin di setiap paguyuban Reyog Ponorogo serta ikut kegiatan baik tingkat nasional maupun Internasional agar Reyog terus dikenal masyarakat luas khususnya Indonesia. Yulianto juga menambahkan, saat ini pihaknya tengah mengajukan permohonan ke UNESCO untuk memperoleh pengakuan.
“Reyog sangat kharismatik, seketika orang akan takjub ketika mendengar tabuhan gamelan Reyog dan itu daya tarik Reyog,” ucap dia lagi.(nas/indopos.co.id)
Comments
Post a Comment
Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.