Reyog Ponorogo Tidak Akan Punah dari Jatim
Oleh : Muh Nurcholis | 09-Des-2014, 18:09:26 WIB
KabarIndonesia - Ponorogo, Pernyataan Sugiri Sancoko, Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jatim mengenai akan punahnya Reyog Ponorogo menuai sejumlah reaksi. Pemkab Ponorogo langsung bereaksi dan menyatakan reyog Ponorogo akan kekal dan ada sampai kapanpun.
Kepala Dinas Pariwisata Ponorogo, Sapto Djatmiko angkat bicara menepis keraguan Sugiri akan kemungkinan reyog punah. Mengenai kelangkaan bahan dadak merak dan kulit macan yang sebelumnya menjadi dasar prediksi Sugiri, memang tidak dipungkiri. Namun pihak pemkab, menurut Kadisparta sudah menempuh langkah antisipatif.
Sapto optimis, Reyog Ponorogo dijamin tidak akan punah sampai kapanpun, bahkan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. “Tidak mungkin Reyog Ponorogo akan punah. Bahkan kita akan terus kembangkan,” tegas Sapto.
Bahan dasar pembuatan kesenian asli Ponorogo tersebut saat ini memang kian langka. Untuk mendapatkan bulu merak, sejumlah pengrajin bahkan telah mendatangkan dari India melalui importir dari Ponorogo dan Surabaya.
“Memang merak sudah sangat langka, untuk itu harus impor dari India, walau dengan harga yang lebih tinggi. Untuk itu, kedepan di Ponorogo akan dikembangkan peternakan Merak,” terangnya.
Mengenai kulit macan, lanjutnya, memang saat ini hewan tersebut selain langka juga dilindungi, sehingga sangat sulit mendapatkannya. Untuk itu, berbagai alternatif telah diupayakan dengan jalan menggunakan kulit sapi, bahkan sintetis atau buatan.
Hal itu perlu dipahami oleh sejumlah pihak atas kelangkaan bahan dasar tersebut.
“Soal kualitas sudah bisa setara dengan kulit macan. Hanya saja pelaku seni perlu pemahaman agar menggunakan bahan alternatif tersebut,” katanya.
Sejauh ini, pihaknya menjamin kesenian reyog tidak akan punah dari Bumi Ponorogo. Selain bahan-bahan alterntif, pengembangan juga terus dilakukan termasuk pada generasi muda atau usia sekolah.
Berbagai even yang digelar, kedepan akan terus diperbaiki agar kesenian Reyog ini semakin berkembang. “Sudah kita pikirkan atas kelangkaan bahannya. Merak juga akan terus dikembangkan di Ponorogo,” lanjutnya.
Sebelumnya, Sugiri Sancoko dihadapan mahasiswa dalam masa resesnya sempat melontarkan pernyataan jika Reyog akan punah seiring semakin langka dan dilindunginya bahan dasar pembuatannya, seperti merak dan kulit macan.
Namun demikian, statemen politisi Partai Demokrat itu semata- mata untuk mendorong pemkab dan warga Ponorogo untuk terus menjaga keberadaan kesenian khas Ponorogo ini. Disamping itu, juga untuk meningkatkan rasa kecintaan dan pengembangan reyog yang menjadi ikon Ponorogo yang juga sangat Ia banggakan tersebut. Hal ini terbukti dalam masa resesnya yang hampir selalu dilakukan dengan pagelaran seni reyog di sejumlah wilayah. ***sumber : kabarindonesia.com
KabarIndonesia - Ponorogo, Pernyataan Sugiri Sancoko, Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jatim mengenai akan punahnya Reyog Ponorogo menuai sejumlah reaksi. Pemkab Ponorogo langsung bereaksi dan menyatakan reyog Ponorogo akan kekal dan ada sampai kapanpun.
Harimau Sumatera |
Sapto optimis, Reyog Ponorogo dijamin tidak akan punah sampai kapanpun, bahkan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. “Tidak mungkin Reyog Ponorogo akan punah. Bahkan kita akan terus kembangkan,” tegas Sapto.
Bahan dasar pembuatan kesenian asli Ponorogo tersebut saat ini memang kian langka. Untuk mendapatkan bulu merak, sejumlah pengrajin bahkan telah mendatangkan dari India melalui importir dari Ponorogo dan Surabaya.
“Memang merak sudah sangat langka, untuk itu harus impor dari India, walau dengan harga yang lebih tinggi. Untuk itu, kedepan di Ponorogo akan dikembangkan peternakan Merak,” terangnya.
Mengenai kulit macan, lanjutnya, memang saat ini hewan tersebut selain langka juga dilindungi, sehingga sangat sulit mendapatkannya. Untuk itu, berbagai alternatif telah diupayakan dengan jalan menggunakan kulit sapi, bahkan sintetis atau buatan.
Hal itu perlu dipahami oleh sejumlah pihak atas kelangkaan bahan dasar tersebut.
“Soal kualitas sudah bisa setara dengan kulit macan. Hanya saja pelaku seni perlu pemahaman agar menggunakan bahan alternatif tersebut,” katanya.
Sejauh ini, pihaknya menjamin kesenian reyog tidak akan punah dari Bumi Ponorogo. Selain bahan-bahan alterntif, pengembangan juga terus dilakukan termasuk pada generasi muda atau usia sekolah.
Berbagai even yang digelar, kedepan akan terus diperbaiki agar kesenian Reyog ini semakin berkembang. “Sudah kita pikirkan atas kelangkaan bahannya. Merak juga akan terus dikembangkan di Ponorogo,” lanjutnya.
Sebelumnya, Sugiri Sancoko dihadapan mahasiswa dalam masa resesnya sempat melontarkan pernyataan jika Reyog akan punah seiring semakin langka dan dilindunginya bahan dasar pembuatannya, seperti merak dan kulit macan.
Namun demikian, statemen politisi Partai Demokrat itu semata- mata untuk mendorong pemkab dan warga Ponorogo untuk terus menjaga keberadaan kesenian khas Ponorogo ini. Disamping itu, juga untuk meningkatkan rasa kecintaan dan pengembangan reyog yang menjadi ikon Ponorogo yang juga sangat Ia banggakan tersebut. Hal ini terbukti dalam masa resesnya yang hampir selalu dilakukan dengan pagelaran seni reyog di sejumlah wilayah. ***sumber : kabarindonesia.com
Comments
Post a Comment
Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.