KRI Dewaruci singgah di Paris

Paris - Para awak mendapat kesempatan emas bertemu dengan mantan Wapres RI Jenderal (Purn) Try Sutrisno. Diingatkan, agar para taruna selalu menghormati kedua orangtua dan para tetua lainnya.

Kapal layar latih KRI Dewaruci telah tiba di Prancis. Para awak mendapat kesempatan emas bertemu dengan mantan Wapres RI dan mantan Pangab Jenderal (Purn) Try Sutrisno, akrab disapa Pak Try.

"Cucu-cucu taruna hendaknya selalu menghormati kedua orangtua dan para tetua lainnya," petuah Pak Try (75), yang secara khusus menyebut para taruna atau kadet AAL yang menjadi awak KRI Dewaruci sebagai 'cucu'.

Dalam acara tatap muka di KBRI Paris (6/7/2010), Pak Try juga menyentuh mental keimanan yang menjadi inti kekuatan prajurit.

"Keikutsertaan berlayar dengan KRI Dewaruci akan memberikan pengalaman dan wawasan sangat berharga dalam hidup para taruna. Keimanan juga akan bertambah mengingat kesempatan untuk mengagumi, memikirkan dan merenungkan ciptaan Tuhan YME semakin terbuka," demikian Pak Try.

Kehadiran Pak Try dan istri di Paris, menurut Sekretaris III Pensosbud Gustaf Sirait kepada detikcom (8/7/2010), sebagai pendamping Krida Art Group (KAG) dari Sekolah Krida Nusantara Bandung asuhan Ny. Try Sutrisno, mengikuti Festival de la Paix di kota Saint Georges Des Coteaux, Perancis.

Cocktail di Le Havre

Selama singgah di Prancis, tepatnya di Pelabuhan Le Havre, KRI Dewaruci selain berkunjung ke KBRI Paris, juga mengadakan berbagai kegiatan, antara lain Cocktail di dek KRI Dewaruci, kunjungan kehormatan ke Walikota Le Havre, pawai Marching Band, dan sepakbola dengan AL Prancis di Le Havre.

Dalam acara cocktail yang dihadiri oleh para pejabat Angkatan Laut Prancis, Wakil Walikota Le Havre dan jajarannya serta masyarakat setempat, pelaksana KUAI KBRI Paris Stephanus Yuwono menyampaikan bahwa KRI Dewaruci telah mengarungi berbagai samudera dalam rangka mengantarkan para kadet TNI AL menjadi prajurit tangguh dalam menjaga wilayah perairan Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.

Dikatakanm bahwa muhibah KRI Dewaruci selain menjadi ajang pelatihan bagi para kadet TNI AL juga memiliki misi untuk mempromosikan kebudayaan dan kesenian Indonesia. Diharapkan selain menjadi prajurit tangguh dan profesional, mereka juga mampu menjadi duta-duta kebudayaan di negara-negara yang disinggahinya.

"Melalui kebudayaan, kerjasama people-to-people contact antara masyarakat Indonesia dan Perancis khususnya, dan negara-negara yang disinggahinya akan semakin meningkat, sehingga pada gilirannya akan mampu menciptakan perdamaian dan keamanan dunia," demikian Stephanus.

Pada kesempatan cocktail tersebut, para taruna mempersembahkan beberapa tarian seperti Tari Perang, Rantak, Saman, Reog Ponorogo, dan Rampak Gendang. Acara berlangsung sangat meriah dengan klimaks tari Poco-poco, yang melibatkan seluruh tamu undangan.

Meskipun dengan langkah dan gerakan masih kaku, bule-bule Prancis itu terlihat sangat antusias mencoba berpoco-poco dengan bimbingan para taruna. Bahkan Poco-poco tetap berlanjut, meskipun sudah ditutup oleh pembawa acara.

Sebelumnya, komandan KRI Dewaruci Letkol Suharto mengundang pengunjung untuk melihat-lihat kapal berusia 58 tahun tersebut, dan berkenalan dengan para kadet dan awak kapal.

Wakil Walikota Le Havre secara khusus menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Letkol Suharto atas kunjungan KRI Dewaruci. Menurut dia, selama 15 kali menghadiri kunjungan muhibah kapal asing, Dewaruci merupakan yang paling meriah.

KRI Dewaruci yang diawaki 88 prajurit TNI AL dan membawa 88 kadet AAL sejak 7/7/2010 telah bertolak menuju Belgia untuk mengikuti kegiatan The Tall Ship Race 2010. KRI Dewaruci akan kembali ke Prancis berlabuh di Pelabuhan Cherbourg pada 14-17/8/2010, selanjutnya menuju Belanda untuk mengikuti kegiatan Sail Amsterdam.

Comments

Post a Comment

Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.

Popular posts from this blog

Reog Dulu dan Sekarang : di Balik Tirai Warok-Gemblak

Menikmati suasana pasar malam Ponorogo