Kesenian Reog Ponorogo Meriahkan HUT RI di Nabire Barat
Written by Mr Suroso Wednesday, 18 August 2010 04:40
NABIRE - Kesenian Reog Ponorogo, memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia di tingkat Distrik Nabire Barat (Nabar) yang dipusatkan di lapangan sepak bola Kampung Wadio, Selasa (17/8). Selain itu, tari Yosim Pancar (Yospan), tarian khas Papua juga turut mendukung meriahnya perayaan 17 Agustus 2010.
Seni Reog Ponorogo yang tampil usai upacara HUT Kemerdekaan RI ke-65 tingkat Distrik Nabire di Wadio mendapat sambutan hangat dari peserta upacara dan masyarakat sekitar. Hal itu terlihat dengan banyaknya masyarakat yang mengabadikan tarian khas Jawa Timur tersebut baik melalui tustel maupun camera di handphone (hp) milik warga yang menyaksikan penampilan kelompok tari dari Kampung Wadio ini. Tak hanya masyarakat, Kepala Distrik Nabire Barat, Norbertus Mote, Anggota DPRD Nabire, Marthen Gobay dan Kapolsek Nabire Barat, AKP Nunuk Hariyanto juga turut berpose dan mengabadikannya bersama kelompok Seni Reog Ponorogo sebelum menampilkan kreasi seninya.
Sebelumnya, group Yospan dari Kampung Waroki membuka acara hiburan usai upacara puncak peringatan detik-detik proklamasi di Wadio yang dipimpin Kepala Distrik Nabire Barat, Norbertus Mote. Kelompok muda-mudai dari Waroki ikut memeriahkan peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan menampilkan tarian khas Papua.
Salah satu keistimewaan saat upacara 17 Agustus kemarin, pembacaan doa dibawakan oleh pendeta dari agama Hindu. Ini merupakan penghargaan bagi agama yang pemeluknya minoritas, karena selama ini pembacaan doa pada acara-acara resmi di Papua, dimonopoli oleh haji/ustad dari agama Islam dan Pendeta/Pastor dari agama Kristen. Saat pendeta Hindu membawakan doa, dia didampingi oleh tiga orang pemuka agama Kristen dan Islam di Distrik Nabire Barat.
Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di tingkat Distrik Nabire Barat diikuti unsur Tripika, anggota DPRD Nabire yang juga warga Kampung Bumi Raya, Marthen Gobay, murid SD, siswa/i SMP, KPG Khas Papua, Karang Taruna, Pramuka, Tagana, pegawai negeri sipil di lingkungan Distrik Nabar, tokoh masyarakat, kepala kampung/lurah se Distrik Nabar, kepala sekolah (SD, SMP dan KPG) dan anggota TNI/Polri serta undangan lain.
Jaga Kebersamaan
Dalam amanat tertulis Bupati Nabire, Isaias Douw yang dibacakan oleh Kepala Distrik Nabire Barat, Norbertus Mote mengajak semua komponen masyarakat di daerah ini tetap menjaga kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat dan membangun daerah ini. Semua kelompok masyarakat di daerah ini diajak untuk menjaga keutuhan dan persatuan demi terwujudnya masyarakat Nabire yang mandiri, aman, dan sejahtera.
Peringatan hari Kemerdekaan di Nabire berlangsung penuh hikmat dan tertib, walaupun kondisi tempatnya kurang mendukung karena faktor kondisi tanah di areal lapangan sepakbola, Wadio. (ans)
NABIRE - Kesenian Reog Ponorogo, memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia di tingkat Distrik Nabire Barat (Nabar) yang dipusatkan di lapangan sepak bola Kampung Wadio, Selasa (17/8). Selain itu, tari Yosim Pancar (Yospan), tarian khas Papua juga turut mendukung meriahnya perayaan 17 Agustus 2010.
Seni Reog Ponorogo yang tampil usai upacara HUT Kemerdekaan RI ke-65 tingkat Distrik Nabire di Wadio mendapat sambutan hangat dari peserta upacara dan masyarakat sekitar. Hal itu terlihat dengan banyaknya masyarakat yang mengabadikan tarian khas Jawa Timur tersebut baik melalui tustel maupun camera di handphone (hp) milik warga yang menyaksikan penampilan kelompok tari dari Kampung Wadio ini. Tak hanya masyarakat, Kepala Distrik Nabire Barat, Norbertus Mote, Anggota DPRD Nabire, Marthen Gobay dan Kapolsek Nabire Barat, AKP Nunuk Hariyanto juga turut berpose dan mengabadikannya bersama kelompok Seni Reog Ponorogo sebelum menampilkan kreasi seninya.
Sebelumnya, group Yospan dari Kampung Waroki membuka acara hiburan usai upacara puncak peringatan detik-detik proklamasi di Wadio yang dipimpin Kepala Distrik Nabire Barat, Norbertus Mote. Kelompok muda-mudai dari Waroki ikut memeriahkan peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan menampilkan tarian khas Papua.
Salah satu keistimewaan saat upacara 17 Agustus kemarin, pembacaan doa dibawakan oleh pendeta dari agama Hindu. Ini merupakan penghargaan bagi agama yang pemeluknya minoritas, karena selama ini pembacaan doa pada acara-acara resmi di Papua, dimonopoli oleh haji/ustad dari agama Islam dan Pendeta/Pastor dari agama Kristen. Saat pendeta Hindu membawakan doa, dia didampingi oleh tiga orang pemuka agama Kristen dan Islam di Distrik Nabire Barat.
Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di tingkat Distrik Nabire Barat diikuti unsur Tripika, anggota DPRD Nabire yang juga warga Kampung Bumi Raya, Marthen Gobay, murid SD, siswa/i SMP, KPG Khas Papua, Karang Taruna, Pramuka, Tagana, pegawai negeri sipil di lingkungan Distrik Nabar, tokoh masyarakat, kepala kampung/lurah se Distrik Nabar, kepala sekolah (SD, SMP dan KPG) dan anggota TNI/Polri serta undangan lain.
Jaga Kebersamaan
Dalam amanat tertulis Bupati Nabire, Isaias Douw yang dibacakan oleh Kepala Distrik Nabire Barat, Norbertus Mote mengajak semua komponen masyarakat di daerah ini tetap menjaga kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat dan membangun daerah ini. Semua kelompok masyarakat di daerah ini diajak untuk menjaga keutuhan dan persatuan demi terwujudnya masyarakat Nabire yang mandiri, aman, dan sejahtera.
Peringatan hari Kemerdekaan di Nabire berlangsung penuh hikmat dan tertib, walaupun kondisi tempatnya kurang mendukung karena faktor kondisi tanah di areal lapangan sepakbola, Wadio. (ans)
Comments
Post a Comment
Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.