Serabi Kuah Asal Ponorogo

Setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri, walaupun namanya sama-sama serabi, dan cara pembuatannya sama, tapi cita rasa yang tercipta berda-beda disetiap daerah.

Berikut ini saya ceritakan tentang serabi kuah asal Ponorogo, Jawa Timur.

Mbah Tini salah satu penjual serabi kuah di Ponorogo
 "Yah menten kok pun telas mbah?" tanya saya karena mbah Tini sudah mengoreti dan mengiringkan panci wadah adonan tepung beras dan santan langsung ke kereweng tanahnya.

"Nggih mas... la sampeyan pun kawanen, la wong lare sekolah pun sami bidal pra nggih pun meh jam 7...." jawab mbah Tini sambil membolak mbalik srabi di kerewengnya.

"Milai kapan sadeyan teng pojokan prapatan niki mbah?" tanya saya.

"Kulo sadeyan awit tahun 70-an bar gestok...., jane teng yogo ken leren leh sadeyan, tapi gek yo nyapo yen nganggur nek omah, kadung kulino tangi esuk, malah ora kepenak mas..." jawab mbah Tini.

Setangkap serabi terdiri 2 keping, tampak kuah gula kelapa dan santan, tampak pula lampu minyak sebagai penerangannya. (Kompasiana/Nanang Diyanto)

Di Ponorogo selain mbah Tini banyak lagi yang jualan serabi, hampir di pojokan perempatan ada yang jualan, seperti di perempatan Tonatan, dan perempatan Tambak Bayan.


Selain itu, padagang serabi juga mudah ditemui di perempatan Pasar Pon, perempatan pabrik es, bundaran timur pasar Legi dan perempatan depan kecamatan kota (Bangunsari) di atas.

Mbah Tini mulai jualan jam 3 pagi dan siap (matang) jam 4 pagi ketika orang-orang sudah keluar masjid.

Tidak tahu mengapa ciri khas jualan mereka di pinggir jalan, perempatan dan dekat masjid dan bukannya menjelang subuh sampai jam 6-an pagi.

Ketika ditanya ini sudah turun temurun sejak dari neneknya dulu.

Serabi Ponorogo dibuat dari bahan adonan tepung beras yang dicampur santan, encer mirip membuat jenang sumsum.

Hanya saja dikasih bumbu garam secukupnya untuk membuat gurihnya. Lalu dituang di kereweng yang dipanasi bara api dari arang.


Cara penyajianya ditaruh di mangkok dikasih kuah santan dan gula, bagi yang tidak suka manis cuma memakai santan, dan bila tidak suka santan dan manis menggunakan parutan kelapa muda.

Dan paling enak dinikmati ketika panas sambil duduk nongkrong di dekat penjualnya sambi menghangatkan badan di dekat perapian.

Sumber : (Kompasiana/Nanang Diyanto)

Comments

  1. makanan seperti surabi termasuk makanan tradisional yang patut dilestarikan karena orang jaman sekarang hampir tidak ada lagi,, makanan ini cukup terkenal di Malang

    ReplyDelete

Post a Comment

Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.

Popular posts from this blog

Reog Dulu dan Sekarang : di Balik Tirai Warok-Gemblak

Menikmati suasana pasar malam Ponorogo