Menuju Ponorogo kota Adipura
sumber : radarmadiun.co.id |
Kejir –sapaan Sumartuji-mengerahkan puluhan anak buahnya saat razia di kawasan adipura tersebut. Razia dimulai sekitar pukul 07.00. Kejir membagi petugas menjadi tiga kelompok. Petugas langsung menyisir jalan protokol dimulai dari kawasan alun-alun, Jalan Jenderal Sudirman, Gajah Mada, Ir Juanda, Sultan Agung, Basuki Rahmad, Trunojoyo, dan Soekarno-Hatta. Pedagang yang menggunakan trotoar untuk berjualan langsung diberi peringatan. Sejumlah papan reklame bodong dan menyalahi aturan tak luput dari sasaran petugas. ''Kami mengeluarkan peringatan tertulis dan imbauan langsung,'' tegasnya.
Kejir menambahkan, pedagang kaki lima sejatinya sudah memahami aturan dilarang berjualan di trotoar. Tempat pejalan kaki tersebut memang bukan tempat berjualan. Tak urung, mereka langsung memindahkan gerobak dan barang dagangan begitu petugas datang. Mereka terpaksa menggunakan trotoar lantaran sulitnya mencari tempat berjualan yang strategis. Pedagang tampak pasrah. Mereka memilih kooperatif lantaran takut barang bawaan diangkut petugas. ''Prinsipnya trotoar harus steril. Bukan untuk pedagang juga bukan untuk parkir,'' tuturnya.
Kejir juga mewanti-wanti penyedia jasa parkir yang menggunakan trotoar sebagai lokasi parkir. Sepeda motor wajib turun ke pinggir jalan. Pihaknya mengaku sudah menggandeng dishub dan kepolisian untuk menertibkan parkir liar tersebut. Kejir mengaku bakal kembali menggelar razia dadakan dalam waktu dekat. Pihaknya menyatakan tidak segan mengangkut barang dagangan pedagang jika kedapatan membandel. ''Kawasan alun-alun harus bersih. Pedagang hanya boleh berjualan di atas jam 15.00 dan harus kembali bersih paginya,'' katanya. (agi/irw)
untuk kota yg maju, rapi, tertib, rasia bukan keperluan lagi tapi WAJIB.
ReplyDeleteTegas itu memang perlu. Setuju saya.
ReplyDeletemenarik sekali melihat penertiban PKL yg layak untuk penataan kota,
ReplyDelete