KPUD Ponorogo, Baru tapi Jadul


[ Sabtu, 13 Juni 2009 ]

PONOROGO - Formasi anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Ponorogo periode 2009-2014 tidak banyak berubah. Empat dari lima anggota berstatus incumbent alias anggota lama. Di antaranya Fatchul Aziz, Agus Mahfud Fauzi, Anang Kurniawan dan Agung 'Kucir' Nugroho. Hanya satu wajah baru, Muh Saifullah. Mereka resmi dilantik di Gedung Grahadi Pemprov Jatim di Surabaya, kemarin (12/6).

Komposisi yang dominan wajah jadul (jaman dulu) itu sempat memantik sejumlah spekulasi. Bahkan dituding ada skenario terselubung saat pelaksanaan tes. Mengingat sejak awal penyelenggaraan tahap-tahap penjaringan, pesera mencapai 60 orang. Kenyataannya mereka dengan mudah lolos dari serangkaian tes yang dihelat lebih dari dua bulan tersebut.

Namun kabar miring itu tidak membuat Fatchul Aziz yang selama ini masih menjabat ketua KPUD gerah. Bahkan, sorotan pedas itu merupakan dianggap kewajaran dalam berdemokrasi. ''Yang menentukan itu KPU provinsi atas rekomendasi KPU pusat. Suatu kebetulan saja bila kami berempat masih dipercaya untuk duduk di lembaga penyelenggara pemilu tingkat kabupaten,'' kilahnya saat dikonfirmasi via handphone sebelum dilantik.

Terpilihnya empat incumbent itu disinyalir terpengaruh faktor kredibilitas dan loyalitas selama duduk di kursi KPUD. Tidak perlu dipungkiri, meski timbul gejolak setiap perhelatan pemilu, KPUD mampu menyelesaikannya sesuai dengan mekanisme. Sehingga permasalahan dapat dinetralisir dalam waktu singkat.

Dikatakannya, sampai saat ini belum terpikir siapa yang bakal menjadi ketua KPUD baru. Mengingat harus menunggu rapat pleno intern. Kemungkinan besar pemilihan baru akan dilaksanakan paska-Pemilu Presiden (Pilpres) 8 Juli mendatang. ''Tunggu saja nanti. Yang pasti fokus utama kami pada pelaksanaan pilpres,'' terangnya.

Sementara, ikrar kampanye damai tiga tim pemenangan calon presiden (capres) di Ponorogo juga digelar mengawali kampanye terbuka. Komitmen bersama itu diharapkan mampu menjadi pondasi kuat dalam pelaksanaan pilpres. Dengan demikian perjalanan demokrasi di Kota Reyog tanpa diiringi kerusuhan. ''Berdemokrasi harus bebas, terbuka dan bertanggung jawab. Sehingga akan mendongkrak citra positif dimata daerah lain,'' kata Bupati Muhadi Suyono saat memberi sambutan di depan audien, kemarin.(dip/sad)

Comments

Post a Comment

Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.

Popular posts from this blog

Reog Dulu dan Sekarang : di Balik Tirai Warok-Gemblak

Menikmati suasana pasar malam Ponorogo