kesenian Reog Singo Gunung Limo
Senin, 02 Agustus 2010 , 07:29:00
Meriah, Atraksi Reog Ponorogo di BP
Meriah, Atraksi Reog Ponorogo di BP
BALIKPAPAN--Momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-65 ini digunakan oleh warga paguyuban Pacitan untuk menampilkan pertunjukkan kesenian Reog Singo Gunung Limo yang diadakan di parkiran Balikpapan Permai (BP) kemarin.
Warga pun berduyun-duyun untuk menyaksikan pertunjukkan tersebut. “Reog ini adalah kesenian rakyat yang murah meriah,” kata Ketua paguyuban keluarga Pacitan kota Balikpapan Sukadi kepada Post Metro saat ditemui di BP. Menurut Sukadi, kegiatan ini merupakan agenda rutin warga Pacitan dalam menyambut bulan suci Ramadan dan sekaligus memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-65 yang jatuh pada 17 Agustus.
Sebab banyak masyarakat yang sangat menggemari kesenian reog sehingga penampilan di parkiran BP ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk menonton pertunjukkan yang gratis dan menyenangkan. Dia menyampaikan, bahwa para pemain reog ini ada yang dari Bugis, Banjar dan bukan dari warga Pacitan saja. Sebab siapa pun akan bisa memainkan kesenian reog asalkan berlatih dengan telaten.
Termasuk memainkan tarian kepala burung Merak yang beratnya sampai 50 kg bisa dilakukan oleh siapa pun. Kepala burung merak yang disatukan dengan kepala Singa ini, ditaruh diatas kepala pemain, kemudian si pemain menggigit tali pengikatnya. Bisa dibayangkan barang yang beratnya 50kg tersebut ditaruh diatas kepala sambil digoyang-goyangkan.
Kalau orang awam tentu sudah patah lehernya, apalagi tidak jarang kepala burung merak ini juga diduduki oleh walikota maupun Wawali dalam berbagai kesempatan. Sukadi pun menyampaikan bahwa pemain burung merak ini tidak menggunakan ilmu kebatinan sama sekali, semuanya murni karena latihan terus menerus selama 3 bulan sehingga otot-otot lehernya menjadi kuat dan sanggup mengangkat barang yang beratnya puluhan kilo. “Di sinilah uniknya kesenian Reog sehingga digemari oleh masyarakat,” ujar Sukadi.
Praktis selama pertunjukkan kondisi kawasan BP menjadi macet, sebab masyarakat yang menyaksikan pertunjukkan ini tidak beranjak dari tempatnya sampai pertunjukkan selesai. Bahkan sekali-kali dari mulut mereka keluar desahan khawatir saat kepala merak bergoyong-goyang seperti akan terjatuh. “Ih…apakah tidak patah lehernya,” jerit salah seorang penonton.
Sementara Ketua Forum Paguyuban Kota Balikpapan Leo Sukoco menyampaikan bahwa kegiatan reog ini merupakan rangkaian agenda kesenian dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI, sebab nantinya akan ada pertujukkan kesenian daerah yang lebih semarak lagi di halaman balaikota. Termasuk nantinya ada pertunjukkan wayang kulit dengan menghadirkan pelawak Kirun yang diadakan di Dome.(are)
Sumber : metrobalikpapan.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=40055
Comments
Post a Comment
Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.