Seputar letusan Gunung Kelud di Ponorogo 1



Hujan Pasir Gunung Kelud Tumbangkan Ratusan Pohon Pisang di Ponorogo


TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Letusan Gunung Kelud di Jawa Timur mengakibatkan hujan pasir di Kabupaten Ponorogo. Tebalnya pasir yang turun menumbangkan ratusan pohon pisang.
Menurut warga, hujan pasir ini terjadi sejak Jumat (14/2/2014) dinihari. Warga dikejutkan dengan suara dentuman yang sangat dahsyat. Suara semakin terdengar keras menyerupai petir ini kemudian disusul suara bersahutan tumbangnya pohon pisang di kebun warga.
"Tengah malam sekitar jam 2 tadi sempat dengar suara sangat keras. Begitu keluar rumah, banyak pohon pisang ambruk di kebun depan. Mungkin karena tak tahan menahan pasir," kata Parno warga Kecamatan Siman Ponorogo Jawa Timur kepada Tribunnews.com.
Tety, warga Ronowijayan mengatakan pasir halus mirip debu ini masih terasa sampai azan subuh berkumandang.
"Saya tadi pergi salat subuh pakai payung dan jalan pelan-pelan karena hujan abu agak kasar mirip pasir halus masih turun," kata Tety saat dihubungi Tribunnews.com.
Akibat hujan abu, jalan-jalan di kota reog ini juga menjadi lautan pasir.menempel sekitar 5 cm di jalan dan rumah-rumah warga. Jarak pandang di Ponorogo hanya 5 meter.
Meski demikian, warga Ponorogo masih bisa melakukan aktivitas. Sekolah tidak diliburkan dan pekerja kantoran masih menuju tempat kerja seperti biasa, walau berjalan dengan sangat hati-hati. Warga melengkapi perjalanan mereka dengan memakai kacamata dan masker.
"Kalau gak pakai masker, lama-lama di luar terasa perih sampai tenggorokan," kata Rika, warga Jalan Natuna Ponorogo.
Hujan pasir akibat letusan Gunung Kelud juga terasa sampai ke Kabupaten Magetan. "Hujan pasirnya sudah mulai mereda, tidak sederas tengah malam tadi. Tapi, langit masih gelap," kata Harry, warga Desa Manisrejo Kecamatan Karangrejo Magetan.


Kisah Warga Ponorogo dan Gunung Kelud

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Desa Probosuman, Kota Ponorogo, Wahyudin, terkaget - kaget ketika bangun tidur pada pagi hari. Jendela rumah yang biasanya menampakkan sisi luar bangunan yang ditempati, tiba - tiba seperti tertutup.
"Ada apa ini," kata Wahyudin yang menceritakan pengalamannya kepada Republika, Jumat (14/2).
Kemudian dia buka pintu rumah. Dilihatnya debu setebal lebih dari satu sentimeter mengotori teras rumah. Mobil keluarga yang dimilikinya menjadi kotor. Warna mobil abu - abu bercampur debu coklat. Kaca depan mobil penuh debu. "Astagfirullah," paparnya.
Dia dan istrinya, Wani Gerhana Sari, sibuk membersihkan rumah. Debu yang berasal dari muntahan Gunung Kelud itu mencapai tiga karung beras. Semuanya dipajang di depan rumah. "Kalau dikumpulkan se Ponorogo mungkin bisa mencapai satu truk fuso. Bahkan lebih," imbuhnya.
Wahyudin yang sehari - hari berjualan empek - empek disana menutup dagangannya. Sebab, warga enggan keluar rumah. Kalau dipaksakan buka, maka pasti akan sepi. Ponorogo yang biasanya cerah menjadi penuh debu. Dia mengkhawatirkan tiga orang anaknya yang masih kecil.
"Takut mereka mengalami gangguan pernapasan," papar Wahyudin. Dia dan keluarganya belum tahu apakah akan pindah ke tempat lain atau tetap tinggal di rumahnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Gunung Kelud telah meletus Kamis (13/2) malam sekitar pukul 22.50 WIB. Ribuan warga, kata dia, telah mengungsi dan proses evakuasi masih terus berjalan. Erupsi Gunung Kelud, kata Sutopo, masih terus berlangsung hingga saat ini sejak erupsi pertama terjadi.
Gemuruh letusan Gunung Kelud terdengar hingga Ponorogo

LENSAINDONESIA.COM: Suara gemuruh letusan Gunung Kelud Kediri terdengar hingga di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (13/02/2013) sekitar pukul 23.00 WIB.
Beberapa menit setelah terdengar beberapa kali letusan, Wilayah Kota Ponorogo diselimuti kabut pasir.
“Saya sedang keluar untuk beli makan, baru saja keluar terdengar suara gemerisik seperti hujan, tapi setelah saya perhatikan ternyata pasir campur kerikil,” ucap Hendi warga Jl Kalimantan, Ponorogo.
Lebih terkejut lagi, Hendi yang kelupaan belum memasukan motor yang masih diparkir di halaman rumah, setelah memegangnya ternyata jok sepeda motornya dipenuhi abu dan pasir.
“Kaget mas, waktu saya megang motor, ternyata dijok banyak pasir halus,”tandasnya.
Sementara suara gemerisik hujan pasir juga sempat membangunkan warga lainya hingga keluar rumah.
“Hujan abu lumayan deras mas, ini sangat terasa sekali,”ucap Sony warga Jalan Kalimantan lainya.@arso

Comments

Popular posts from this blog

Reog Dulu dan Sekarang : di Balik Tirai Warok-Gemblak

Menikmati suasana pasar malam Ponorogo