Posts

Showing posts from 2015

Pelajar Diminta Lestarikan Reyog Ponorogo

Image
Jakarta, 27 November 2015 : Generasi muda, khususnya para pelajar, diminta ikut melestarikan warisan budaya takbenda nasional, seperti Reyog Ponorogo. Budaya reyog diketahui mengajarkan nilai-nilai moral, diantaranya solidaritas, guyub, persatuan, kesetiaan, pengorbanan dan keberanian. "Melalui pagelaran seni budaya, pemerintah berharap akan terbangun sebuah harapan baru dalam upaya meletakkan kembali nilai-nilai dan sendi-sendi nilai luhur kebudayaan bangsa semangat cinta tanah air. Serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, kemudian semakin tertanamnya jiwa nasionalisme melalui kebudayaan," kata L Salman, dari Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) saat menghadiri Pagelaran Seni Budaya bertajuk "Memperkuat Ketahanan Budaya Nasional Nasional Melalui Seni Budaya Reyog Ponorogo", di SMP Labschool Rawamangun, Jakarta Timur, Jum'at (27/11) Pagelaran tersebut merupakan hasil kerjasama Komunitas Reyog Ponorog

TEATER TOPENG dan TEATER TERMANIS di Pentas Teater Ponorogo

Image
Pementasan Teater 2 bulan sekali yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata ,pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Paguyuban Seni Teater Ponorogo pada hari Sabtu tgl 12 September tersebut lancar dan sukses, dimana antusias penonton memenuhi Gedung Kesenian Ponorogo, setelah pementasan Paguyuban Seni Teater mengadakan Saresehan dimana saresehan tersebut berfungsi sebagai evaluasi, saran, kritik kepada Komunitas Teater yang selesai pentas malam itu dan juga untuk Panitia PSTP. Pementasan Ke 1 : TEATER TOPENG Naskah : Obrok owok – owok, Ebreg ewek – ewek | Karya : Danarto | Sutradara : Candra A. Rachman Asisten Sutradara : Rochmad Dwi |Penata Musik : Bonnie & Friends Pemain: Arnik Cahyawati, Almira Khansamelia, Niyan Bunga, Ghoffar Alanjati, Anjany Novella, Risky Devana Putra, Ikhsan Ega N, Widya kartikasari winarno. Masa lalu, masa kini, masa yang akan datang menjadi satu, ruang dan waktu kumpul dalam satu suasana dan keadaan: pasar beringharjo yogyakarta ad

DPRD Ponorogo Rapat koordinasi Mengenai hibah bansos dan Bank Pasar

Image
Rapat koordinasi yang digelar di gedung paripurna DPRD Ponorogo antara legislatif dan eksekutif pada Jumat (18/09/2015) telah menelorkan sejumlah poin penting. Diantaranya, kejelasan mengenai hibah bansos, Bank Pasar, masalah alun-alun kota, realisasi aspal hotmix dan pembangunan infrastruktur, perizinan RSUD dr Harjono Ponorogo hingga perayaan Grebeg Suro. Para wakil rakyat mempertanyakan kejelasan langkah eksekutif terkait isu-isu krucial untuk masyarakat Ponorogo. Terkait hibah, Pimpinan DPRD dan Eksekutif bersepakat dalam waktu dekat untuk lebih dulu konsultasi ke kantor biro hukum Gubernur Jawatimur. Sementara untuk masalah bank pasar, dari masukan sejumlah anggota dewan dan komisi yang terkait, Pimpinan Dewan meminta pemerintah lebih jeli lagi melihat siapa yang terzdolimi yang harus segera dicarikan solusinya. “menurut ijtihad Saya, orang yang terdzolimi (terkait BPR) itu siapa, nah itu yang harus kita bantu,” kata Ali Mufhti saat memimpin forum rapat. “yaitu orang-ora

Logo Resmi "Ethnic Art Of Java"

Image
Tema Global Secara kasat mata dapat kita lihat kontur reyog Ponorogo dominan sekali dalam logo tersebut. Ini memang disengaja agar supaya brand Ponorogo dan reyognya bisa menjadi icon bagi kota Ponorogo itu sendiri. Pengejawantahan dari huruf O menjadi bentuk yang dibuat sedemikian rupa sehingga bentuk tersebut bisa mewakili reyog , budaya dan kearifan lokal Ponorogo. Tag Line "ETHNIC ART OF JAVA" sebagai tag line Ponorogo memberikan makna bahwa Ponorogo mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan kota yang lainnya khususnya dibidang seni budaya. Dimana reyog sudah menjadi icon Ponorogo yang kita tahu sudah menjadi budaya nasional. Dan menjadi kebanggaan tidak hanya masyarakat Ponorogo akan tetapi bangsa Indonesia. Bentuk Logo Bentuk logo yang menyambung dari huruf N, O,dan  R diharapkan semua elemen masyarakat Ponorogo bisa menjadi satu visi dan misi untuk Ponorogo yang lebih baik. Kontur bentuk reyog jelas itu adalah icon Ponorogo dan diharapka

KRP Siap Mengawal Reyog Segera Mendapat Pengakuan UNESCO

Image
Komitmen KRP untuk terus memperjuangkan produk seni budaya Reyog agar diakui United Nations Educational, Scientific adan Cultural Organization (Unesco) disampaikan saat menggelar syukuran Milad ke-1 Komunitas Reyog Ponorogo (KRP) di kawasan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Jumat (21/08/2015) kemarin. Ada puluhan grup reyog dan pegiat reyog yang berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya yang menghadiri acara tersebut. Dengan tema "Reyog Ponorogo Menuju UNESCO" KRP siap mengawal reyog mendapat pengakuan dari UNESCO . "KRP siap mengawal Reyog agar segera diakui sebagai warisan budaya dunia. KRP juga meminta pemerintah untuk memfasilitasi proses usulan supaya reyog mendapatkan pengakuan dari UNESCO ," kata Suyatno Untuk memperjuangkan pengakuan reyog sebagai warisan budaya dunia KRP juga telah melakukan road show dengan menemui Bupati Ponorogo, M Amin, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, bahkan telah

Upacara Kemerdekaan di Desa Krebet, Warga Sangat Antusias

Image
Warga antusias upacara berlangsung khidmat PONOROGO |  Beginilah semangat warga desa Krebet kecamatan Jambon Ponorogo , saat melaksanakan upacara HUT Kemerdekaan RI ke 70 tahun yang digelar di tanah lapang di desa setempat. Upacara ini diikuti semua warga desa dan uniknya peserta upacara, dibebaskan mengenakan pakaian apapun sesuai dengan kesehariannya, ada yang bawa cangkul, Scrop,semprotan padi, Keranjang rumput. bahkan warga yang idiot pun dengan 2 jempol, ingin menunjukan kegembiraanya dalam ucpara peringatan hut ri ke 70 tahun tersebut. Meski pakaian seadanya dan alas kaki apa adanya, namum para warga desa Krebet ini sangat semangat mengikuti kegiatan upacara yang di gelar di desanya. Meski upacara yang di lakukan di kampung idiot ini cukup sederhana namum tidak mengurangi kekhidmatan dalam upacara peringatan HUT RI ke 70 tahun tersebut. Salah satu warga mengaku terharu, bangga dan sangat senang, sehingga sulit diungkapankan bisa ikut upacara di hari kemerdekaan te

Pakai Kostum Khas Pedagang Pasar Songgolangit Mengikuti Upacara HUT RI ke-70

Image
Unik. Pedagang Pasar Songgo Langit memakai Kostum khas ponorogo dalam upacara peringatan HUT RI ke-70 PONOROGO :  Ratusan pedagang pedagang Pasar Songgolangit Ponorogo menggelar upacara memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 70 di halaman parkir pasar Songgolangit Selatan(pasar lanang). Sebelum digelarnya upacara, diawali dengan prosesi dengan membuang sesaji ke empat penjuru berlangsungnya upacara. Dalam upacara tersebut semua peserta sampai pada petugas upacara mengenakan pakaian khas Ponorogoan, yang juga diikuti dengan penampilan group Reyog Ponorogo . “Ini istimewa buat para pedagang pasar Songgolangit, ini tetap semangat dan optimis banget,” ucap Irianto, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Songgolangit, Senin (17/8/2015). Dengan mengenakan pakaian ala Ponoragan, Irianto berharap ingin menunjukan bahwa dengan semangat Ponorogo dan para waroknya bisa memberikan penyemangat bagi para pedagang. Iriyanto yang juga menjadi inspektur upacara dalam pe

Cara Polwan Polres Ponorogo Rayakan HUT RI ke-70

Image
Polwan Anggota Polres Ponorogo saat meriahkan HUT RI ke-70 HUT RI – Polisi Wanita (Polwan) Kepolisian Resort Ponorogo Jawa Timur memiliki cara unik dalam perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mereka melakukan pertandingan futsal dengan mengenakan sarung. Hebatnya mereka bertanding melawan polisi laki-laki. Namun, sang polisi laki-laki harus menggunakan daster. “Kami saat ini memang sedang merayakan Agustusan, dengan mengadakan berbagai lomba, salah satunya adalah lomba futsal ini. Kalau futsal itu kan biasa, tapi ini kami buat luar biasa karena kostumnya adalah sarung dan daster,” paparnya. Pertandingan futsal antara Polwan bersarung dengan polisi berdaster tersebut digelar di halaman Markas Kepolisian Resort Ponorogo, Jumat (2015-08-14) pagi. Wakil Kepala Kepolisian Resort Ponorogo Komisaris Polisi Suharnoto mengatakan, pihaknya memang sengaja menggelar perayaan HUT RI dengan cara yang unik. Dalam laga itu, para wanita polisi yang cantik

Upacara Unik Peringati HUT RI ke-70 di Ponorogo

Image
Seniman reyog ikuti upacara HUT RI ke-70 Upacara unik dengan peserta seniman reog berkostum lengkap itu digelar di Desa Cekok, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo , Minggu (16/8/2015). Bukan hanya diikuti seniman reog, upacara benderea perayaan HUT RI itu juga melibatkan penabuh gamelan jawa untuk mengiringi lagu Indonesia Raya. Kegiatan yang dilakukan warga Desa Cekok, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo itu dirancang khas karena reog ponorogo merupakan aset Negara sehingga para seniman harus ikut andil dalam melestarikannya. Upacara unik itu juga sebagai bentuk rasa hormat kepada pendahulu bangsa yang memerdekaan Indonesia. Bukan hanya orang dewasa, sejumlah anak-anak tampak ikut serta dalam upacara bendera perayaan HUT RI itu. Anak-anak tersebut juga memakai baju bujang ganong, mereka dengan senang hati mengikuti upacara ini karena menghormati para pahlawan bangsa yang telah gugur membela negara Indonesia. “Saya senang ikut upacara ini, lucu. Saya disuruh pak

Semerbak Tempo Doeloe, Berburu Sate Setono, Pecel Tumpuk dan Sego Tahu di Kota Lama Ponorogo

Image
Sate Ayam dan Sego Tahu, kuliner khas yang hanya bisa kita dapatkan di daerah ini, sebenaranya di Ponorogo merupakan sentra sate ayam, namun sate ayam di daerah Kota Lama ini mempunyai ciri khas, dimana ayam direbus dulu sebelum di sunduk menjadi sate, sambal kacang dan bumbunya juga beda dengan sate di daerah Ponorogo kota, dan ke khasan ini diikuti oleh pedagang-pedagan sate di pinggiran dan desa-desa di Ponorogo, sate ini biasa jualannya dipikul sambil teriak "Teeeeee................ sate....................." Namun begitu juga banyak pedagang sate yang mangkal di sekitaran kota lama, diantaranya di komplek pasar Pon dan di utara, timur, selatan, dan barat pasar Pon. Sego tahu, nasi tahu yang khas nasi atau lonthong yang di kasih tahu goreng yang dikopyok dengan telur, sambal atau bumbunya kacang peda dan diberi kecap manis dan acar. Dan nasi tahu ini bisa kita dapatkan di selatan perempatan dan barat perempatan. Ada juga pecel tumpuk dan soto santan khas

"Pasar Pon" Kota Lama Ponorogo

Image
Kawasan Kota Lama "Sar Pon" Ponorogo ( Kompasiana/Nanang Diyanto) Dalam sejarah berdirinya Ponorogo pernah mengalami perpindahan pusat pemerintahan, sebelum di tempat sekarang ini pusat pemerintahan berada di sekitaran Pasar Pon, orang lebih suka menyebut Kota Lama. "Prapatan Pasar Pon" ini menjadi pusat kegiatan masyarakat, pasar ini berdiri sejak jaman Ponorogo berdiri sehingga sekarang, namun besar dan luasnya kalah dengan pasar Songgolangit yang menjadi pasar induk Ponorogo sekarang ini, prapatan (perempatan) ini menjadi batas 3 kecamatan yakni; Babadan , Siman dan Jenangan , dan menjadi batas 4 kelurahan yakni; Kadipaten, Singosaren, Mangunsuman, dan Patihan Wetan. Beberapa bangunan serta peninggalan bersejarah masih bisa kita nikmati dan kita pelajari dan dirawat sehingga sekarang, berikut liputannya. Makam Setono, komplek makam para bangsawan sekaligus para penyebar agama Islam berada ditimur perempatan belok ke kiri tepatnya di jalan Ra

Serabi Kuah Asal Ponorogo

Image
Setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri, walaupun namanya sama-sama serabi, dan cara pembuatannya sama, tapi cita rasa yang tercipta berda-beda disetiap daerah. Berikut ini saya ceritakan tentang serabi kuah asal Ponorogo , Jawa Timur. Mbah Tini salah satu penjual serabi kuah di Ponorogo   "Yah menten kok pun telas mbah?" tanya saya karena mbah Tini sudah mengoreti dan mengiringkan panci wadah adonan tepung beras dan santan langsung ke kereweng tanahnya. "Nggih mas... la sampeyan pun kawanen, la wong lare sekolah pun sami bidal pra nggih pun meh jam 7...." jawab mbah Tini sambil membolak mbalik srabi di kerewengnya. "Milai kapan sadeyan teng pojokan prapatan niki mbah?" tanya saya. "Kulo sadeyan awit tahun 70-an bar gestok...., jane teng yogo ken leren leh sadeyan, tapi gek yo nyapo yen nganggur nek omah, kadung kulino tangi esuk, malah ora kepenak mas..." jawab mbah Tini. Setangkap serabi terdiri 2 keping, tampak

Ponorogo Prestasi Siaga 2015

Image
Peringati hari jadi pramuka ke-54, Kwartir Cabang(Kwarcab) Ponorogo gelar Prestasi Siaga Tahun 2015 di Taman Kota Ponorogo, dengan mengusung sebuah tema “Pramuka Garda Terdepan Pelaku Perubahan dalam pembentukan Karakter Muda”, Sabtu(08/08). Tampak hadir menjadi undangan pada ceremonial pembuka, Kakak Andalan Kwarcab, Ketua Kwarran se-Kabupaten Ponorogo, Pembina Pendamping, peserta Prestasi Siaga serta tamu undangan penting lainnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai upaya Kwarcab Pramuka Ponorogo dalam meningkatkan mutu para Anggota Pramuka Siaga. “Dalam rangka mengetahui pembinaan pramuka siaga, maka diselenggarakan kegiatan yang menarik menantang dan mengandung pendidikan dalam bentuk lomba yang disebut Prestasi Siaga. Sehingga upaya kita lakukan dengan meningkatkan frekuensi pertemuan baik di pangkalan maupun di jajaran kwartirnya, diantaranya dengan digelarnya prestasi siaga tahun 2015 ini,” terang Hj. Wiji Astuti, Ketua Panitia Antusiasme sangat dirasakan dar

Sentra Kerajinan Sangkar Burung Desa Ketonggo

Image
Sangkar burung, Produk unggulan desa Ketonggo Desa Ketonggo merupakan sentra kerajinan bambu dengan berbagai item terutama sangkar burung. Usaha rumahan tersebut sudah ditekuni warga Desa Ketonggo sejak puluhan tahun silam. “ Usaha sangkar burung ini memang turun temurun dan sudah ada sejak dulu, sebelum kami lahir,” ujar Miseri alias Banjir, salah satu pengrajin sangkar burung. Bukan hanya itu ada beberapa warga Desa Ketonggo yang menekuni kerajinan tangan selain sangkar burung, yaitu miniatur pesawat terbang. Proses pembuatan sangkar burung di Desa Ketonggo memang dikenal sejak dulu dan ternyata proses pembuatannya mulai dari nol (barang belum jadi) berada di Desa  Ketonggo. “Khusus rotannya kita datangkan dari luar kota, yaitu dari Solo,” paparnya. Dia menerangkan usaha kerajinan sangkar burung bukan hanya ditekuni oleh orang tua saja, tetapi hampir semua pemuda di Desa Ketonggo rajin dan menggantungkan kehidupannya kepada sangkar burung. Hingga saat ini tercatat s

Luar Biasa, 212 Dadak Merak Semarakkan HUT Ponorogo ke 519

Image
Secara resmi bupati Ponorogo membuka secara resmi parade reyog masal ini dengan membunyikan cemeti Samandiman yang selanjutnya diserahkan kepada penari klono sewandono, sebagai pertanda untuk segera memimpin tarian reyog kolasal ini. Karena dalam tarian reyog klono sewandono adalah pemimpin rombongan dalam perjalanan sehingga tercipta cerita tarian reyog ini (versi kerajaan Wengker). Setelah menerima cemeti samadiman penari klono sewandono langsung menuju ke tengah arena, gamelan dipukul bertalu-talu, semua reyog yang tadinya ditidurkan di lapangan segera diangkat dan ditarikan oleh pembarong, kencangnya angin membuat sebagian pembarong terpelanting karena lebar reyog tak mampu menerima terpaan yang mebuat berat semakin berlebih dari biasanya. Para penari warog segera menengah dan dan menari mirip para jagoan yang sedang bertempur adu kesaktian antar warog satu dan lainya, panasnya lapangan dari paving tak dirasa oleh kaki mereka meski tanpa pakai pengalas,begitu juga pe

Gong Tumbeng Iringi Tembang Macapat di Rumah Dinas Bupati Ponorogo

Image
Untuk kali pertamanya pagelaran macapat yang diadakan di Rumah Dinas Bupati Ponorogo ini diiringi oleh kesenian gong gumbeng. Naman yang lucu mungkin, padahal tidak ada gamelan yang berupa gong ditemukan disana, namun ketika dimainkan terasa ada suara menggaung mirip gong, gooonng...... gooooonggg.... yang halus. Ternyata suara tersebut berasal dari bambu panjang yang ditiup, didalamnya ada bambu kecil lagi sehingga ketika ditiup suara menjadi menggema. Gong gumbeng ini ada sejak belum adanya reyog, belum adanya kabupaten Ponorogo. Menurut sejarahnya ini adalah cara para leluhurnya yang mengalami keterbatasan dana atau situasi pada jaman intu sehingga membuat alat musik yang hasil suaranya mirip dengan gamelan yang ada pada era itu.  Sungguh kreatif nenek moyang mereka. Sedangkan suara melodi berasal dari 14 angklung mulai ukuran kecil sampai terbesar, yang digantung menjadi 1 pajangan mirip jemuran pakaian, yang dimankan oleh 4 orang, ditap orang memengang 3-4 angklu

Tembang Macapat di Rumah Dinas Bupati Ponorogo

Image
Suara tetembangan mengalun ditengah sepi dan dinginnya malam, maklum jam sudah menujukan jam 23:15. Tetembangan tersebut halus nadanya lembut tanpa sentakan, suaranya merdu dan sesekali mirip paduan sauara, sayup-sayupnya mirip tembang cokek-an tembang pesisiran hanya saja kali ini lembut melebihi lembutnya tembang keroncong. ( Ponorogo, 1 Agustus 2015 ) Diiringi suara gamelan mirip gamelan jawa, namun bila dicermati gamelan tersebut juga lebih halus tanpa kleningan, mirip suara kotekan bambu ketika menjelang sahur, namun lagi-lagi halus dan berirama pelan mirip kecapi. Suara tersebut berasal dari Pringgitan, rumah dinas bupati Ponorogo , tepatnya pada ruang pertemuan yang terbuka dihalaman belakang. Tampak puluhan orang (mungkin sekitar 80-an orang) yang rata-rata berusia diatas 60 tahun, mereka berpakain adat Ponoragan lengkap dengan blangkon atau ikat kepala, sementara ada yang berbaju puih baju koko, Bupati dan kepala dinas pariwisata.  Acara santai namun khidma

calon Bupati dan Wakil Ponorogo Pemilukada 2015

Image
Sukseskan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Ponorogo 2015 Informasi dari KPU Kabupaten PONOROGO Provinsi JAWA TIMUR, Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang sudah mendaftar hari ini Senin, 27 Juli 2015 :  1. Cabup : Prof. Dr. Misranto, SH. M.Hum  (laki-laki, pekerjaan : PNS, alamat Kab. Pasuruan) Cawabup : Isnen Supriyono, S.Pd. MM. Pd.  (laki-laki, pekerjaan : pensiunan PNS, alamat Kab. Ponorogo). Calon perseorangan/independen 2. Cabup : H. Sugiri Sancoko  (Laki-laki, pekerjaan : Anggota DPRD provinsi Jatim, alamat : Kab Sidoarjo). Cawabup : H. Sukirno, SH.  (Laki-laki pekerjaan : Anggota DPRD Kabupaten Ponorogo, alamat :  Kab. Ponorogo). Partai pengusung : Golkar, 10 kursi, Demokrat 6 kursi, PKS 2 kursi, Hanura 1 kursi.  Total 19 kursi.  3. Cabup : H. Ipong Muchlissoni.  (Laki-laki, pekerjaan : Wiraswasta, alamat : kota Samarinda) Cawabup : Drs. H. Soedjarno, MM.  (Laki-laki, pekerjaan : Pensiunan PNS, alamat : K

Kupatan - tradisi lebaran ketupat Ponorogo

Image
pojokpitu.com, Meski semakin menghilang karena tergerus budaya asing, tradisi lebaran ketupat ternyata masih bisa dijumpai disejumlah daerah. Salah satunya di Ponorogo. Tradisi lebaran ketupat yang dirayakan setiap lebaran hari ketujuh ini masih dijunjung tinggi warga desa. Selain membuat ketupat berbagai jenis, warga juga mengarak ketupat keliling desa diiringi tabuhan rebana dan dimakan bersama-sama. Tradisi ini dilakukan puluhan warga dan pemuda Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman, Ponorogo, Jumat (24/7/2015). Mereka mengarak ketupat keliling desa dan diiringi iringan musik sholawat yang dilengkapi dengan irama musik lebaran. Tradisi yang dinamai lebaran ketupat ini sudah menjadi tradisi turun temurun dari leluhur yang diadakan setiap 7 hari pasca lebaran. Tradisi lebaran ketupat ini biasanya juga menjadi pertanda serta wujud syukur karena berakhirnya bulan suci Ramadhan. "Usai diarak keliling desa dan diberikan doa, ketupat lalu disantap beramai-ramai oleh w

Gubernur DKI Ahok Desak Presiden Daftar Reyog Ponorogo ke UNESCO

Image
WARTA KOTA, BALAIKOTA - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengapresiasi grup Reyog Ponorogo di Jakarta, yang kerap meraih juara di tingkat nasional maupun internasional. Ahok pun berencana, menggelar Festival Reyog Ponorogo, dengan Piala Gubernur. Bahkan, ia berharap, agar Reyog Ponorogo tersebut, bisa didaftarkan ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan dunia. "Selama ini komunitas reog yang ada di Jakarta paguyuban udah membawa nama harum Pemda DKI. Kalau Juara kan DKI, terus kita juga ingin kerjasama dengan Taman Mini (TMII) supaya ini dijadikan acara tahunan yang lebih meriah, ada piala Gubernur gitu kan," kata Ahok, seusai menerima Pengurus Komunitas Reyog Ponorogo Periode 2015-2020, di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat,  Balai Kota, Rabu (22/7/2015).  Bahkan, lanjut Ahok, ia berharap, agar kesenian asal Jawa Timur itu, nantinya bisa didaftarkan ke UNESCO, sebagai war

Wisata Alam Ponorogo, Air Terjun Coban Lawe

Image
Coban Lawe Ponorogo, ( foto by : wisataponorogo.com) Ponorogo begitu banyak menyimpan potensi alam yang belum di ekspose, khususnya di daerah timur arah kota kecamatan Pulung, Kecamatan Pudak dan Kecamatan Sooko. Coban Lawe, potensi alam tersebut masih asri dan "perawan", walau rute menuju lokasi masih jalan makadam dan jalan setapak, tidak menjadi masalah. Akan terbayar dengan keindahan dan segarnya air yg mengalir sangat deras walaupun musim panas.