Posts

Reog Berputar-putar di Lapangan Murjani

Image
Seorang penari terlihat begitu lincah membawakan kesenian Reog Ponorogo di Lapangan Dr Murjani, Banjarbaru, Rabu (20/4/2011) BANJARBARU - Warga Kota Banjarbaru yang datang ke lapangan Murjani terlihat begitu terhibur dengan penampilan kelompok kesenian Reog Ponorogo yang tampil di lapangan di tengah kota Banjarbaru tersebut. Peringatan hari jadi ke-12 kota Banjarbaru di lapangan Murjani, pagi ini, Rabu (20/4/2011) memang salah satunya dimeriahkan pagelaran kesenian khas daerah Ponorogo dari Paguyuban Warga Ponorogo (Pawargo) Kalsel . Ketua Paguyuban warga Ponorogo (Pawargo) Kalsel. H M Guntur, mengaku kelompoknya ingin ikut berpartisipasi untuk semakin memeriahkan peringtan hari jadi Kota Banjarbaru sekaligus mereka ingin mengenalkan reog kepada masyarakat di Kalsel. "Kita ingin ikut memeriahkan harjad Kota Banjarbaru sekaligus semakin mengenalkan kesenian Reog di Kalsel," katanya. (BANJARMASINPOST.CO.ID/hari widodo)

Pakaian Warok Ponorogo dalam Tinjauan Semiotika

Oleh :  Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si Hari itu Minggu, 13 Maret 2011. Saya memperoleh undangan untuk menghadiri pertemuan keluarga besar Ponorogo yang ada di Malang, yang disebut Pawargo, artinya Paguyupan Warga Ponorogo. Paguyupan itu diprakarsai oleh beberapa senior warga Ponorogo yang ada di Malang beberapa tahun yang lalu dengan tujuan untuk menyambung silaturrahim dengan semua warga dan keluarga Ponorogo di Malang yang semakin hari jumlahnya semakin banyak. Saya memperoleh undangan karena ‘katut’ istri yang memang berasal dari Ponorogo. Jadi, kalau dalam organisasi formal, saya ini sebagai anggota kehormatan saja. Pertemuan diselenggarakan setiap 3 atau 4 bulan sekali dan tuan rumahnya ditunjuk secara bergiliran, atau siapa saja yang memintanya karena bertepatan punya hajat, seperti tasyarakuran atau selamatan kirim doa kepada para leluhur dan sebagainya. Pertemuan selalu diadakan pada hari Minggu agar sebanyak mungkin anggota bisa hadir. Setiap pertemuan biasanya ...

sate Tukri Sobikun

Dalam dunia persatean, sate ayam Ponorogo masuk gagrak bumbu kacang seperti sate Madura. Penggemar sate gagrak ini akan memberi nilai plus bila bumbunya pas. Soal daging sih tidak terlalu berbeda kecuali tingkat kematangan dan aroma berbeda. Ada dua jenis bumbu sate yang dikenal umum yaitu yang memakai kacang tanah diulek dan bumbu kecap plus irisan cabai dan bawang merah. Sebenarnya ada lagi bumbu yang menggunakan santan agar lebih gurih. Kini sate Madura yang ada di Jawa mulai menyesuaikan diri dengan lidah pembelinya. Bumbu kacang ditambah irisan bawang merah dan cabai. Apapun topingnya, kunci utama tetap pada daging yang dibakar. Di Ponorogo, ada dua kampung sate yang tersohor. Kampung pertama, dikenal dengan Gang Sate, tempat si legendaris Sate Ayam Tukri Sobikun . Tepatnya di Jl Lawu Gang I No 43, Kelurahan Nologaten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo. Kampung sate kedua yang juga diberi nama Gang Sate di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

PONOROGO SEBAGAI REPRESENTASI BUDAYA

“SITIKULTUR(a)” Oleh : Andry Deblenk Apabila berbicara tentang Ponorogo, kita tidak dapat melepaskan diri dari nilai-nilai budaya. Seperti kita ketahui bersama, ada dua hal yang dapat kita tengarai. Pertama , adalah substansi dari kesenian reyog itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya kesenian adiluhung ini made in asli dari daerah Ponorogo. yang sejak dulu menjadi ikon bagi masyarakat Ponorogo. Kedudukan reyog sangat vital, nyaris tak tergantikan. Kedua , jika kita flash back pada sejarah berdirinya wilayah ini, pastilah kita mengenal nama Raden Bathoro Katong. Di dalam buku Babad Ponorogo yang ditulis oleh Poerwowidjojo diceritakan bahwa asal-usul nama Ponorogo bermula dari kesepakatan dan musyawarah antara Raden Katong, Ki Ageng Mirah, dan Joyodipo pada hari jum’at malam bulan purnama. Bertempat di tanah lapang dekat gumuk ( wilayah Katongan sekarang ). Di dalam musyawarah tersebut disepakati bahwa kota yang akan didirikan nanti dinamakan “Pramana raga” yang akhirny...

MEWARISI NILAI DAN SEMANGAT WAROK-WAROK PONOROGO

Image
Warok-warok Singolodoyo USA Cerita tentang kehebatan warok-warok Ponorogo sebagai benteng penjaga kebenaran begitu melekat di hati Masyarakat Ponorogo. Hal ini begitu dikenal bukan hanya di Ponorogo sendiri tapi sampai ke selurug tanah Jawa, Sumatra bahkan ke Semenanjung Malaysia. Ini semua menjadi gambaran, betapapun Ponorogo hanyalah sebuah Kabupaten kecil, tapi mempunyai sumbang sih yang tidak kecil terhadap msyarakat luas. Di Malaysia misalnya sampai dengan tahun 60 -an juga ada seorang asli Ponorogo sebut saja warok Ponorogo yang karena ketokohannya dalam membela kebenaran, oleh masyarakat setempat diangkat menjadi Penghulu atau setingkat Lurah, namanya Warok Paiman. Penghulu Paiman ini sangat disegani sebagai seorang yang pemberani menaklukkan para begal dan perampok di salah satu tempat di Malaysia sehingga Msyarakat sekitar mengangkat sebagai Penghulu. Penghulu Paiman tepatnya berasal dari Desa Blembem - Sungkur, Jambon, Ponorogo. Saat ini kabarnya anak cucu Penghulu Paim...

Reyog Ponorogo: Mencari Spiritualitas Yang Hilang

Image
[caption id="attachment_406" align="alignleft" width="300" caption="Grebeg Suro 2009"] [/caption] Jika kebetulan Anda bertandang ke Ponorogo pada hari-hari menjelang Grebeg Suro (puncaknya 1 Muharram) sekarang ini, Anda akan menyaksikan sesuatu yang lain. Disana Anda akan menyaksikan sejumlah pria mengenakan busana ala warok yang serba hitam. Demonstrasi para Warok? Bukan! Mereka bukan warok. Mereka adalah para pegawai Pemerintah Kabupaten Ponorogo, yang harus mematuhi instruksi Bupati Markum Singodimedjo. Mungkin ini merupakan upaya pemerintah setempat untuk ‘mewarokkan masyarakat’ dan ‘memasyarakatkan warok’. Begitu pentingkah memasyarakatkan warok dengan cara semacam ini? Entahlah. Tetapi sebetulnya sudah lama kota kecil yang terletak di bagian barat-daya Jawa Timur ini dikenal oleh publik nusantara sebagai kota Reyog. Nyaris identik: Ponorogo = Reyog, Reyog = Ponorogo. Jadi tanpa ‘dimasyarakatkan’ pun, Reyog sudah lama memasyarakat di Ponoro...

Reyog Ponorogo yang Langgeng Melegenda

Image
Seni yang Lahir dari Pencarian Tambatan Hati. Kesenian reyog adalah salah satu kesenian asli milik Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur yang sudah mendunia sejak puluhan tahun lalu. Selain dadak merak (bulu merak) yang digabungkan dengan singo barong (kepala macan), kesenian ini juga dilengkapi dengan penampilan warok yang terlihat khas dengan baju dan celana besar hitam, sabuk kulit, kolor tali warna putih, terbalut rapi, udeng hitam di kepala dan postur tubuh yang kekar. Diselipi muka garang, kumis lebat dengan gagahnya mereka berjalan. Tak hanya itu, unsur lain seperti jathilan atau gadis cantik dengan kuda kepangnya, termasuk aksi penari remaja bujang ganong, adalah pasukan sang legenda, Raja Kelono Sewandono yang mencari gadis pujaannya, Dewi Sri Songgolangit . Beberapa adegan yang ditampilkan dalam alur pementasan reyog sebenarnya tidak mengikuti skenario khusus. Tetapi, berdasarkan cerita beberapa budayawan Ponorogo , kekuatan alur pertunjukan tersebut berada pada interaksi sang pen...