Satu Lagi, Tokoh Warok Tiada
PONOROGO - Berita duka menyelimuti Kota Reyog. Satu lagi, tokoh warok Ponorogo, Kang Heru Subeno, meninggal dunia Rabu (4/3) pukul 21.00. Sosok yang dikenal sebagai seniman sejati itu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tonatan, kemarin (5/3).
Prosesi pemakaman berlangsung cukup hikmat. Nuansa Ponoragan sangat kental mengiringi keberangkatan jenazah sepanjang perjalanan dari rumah duka di Kelurahan Totanatan, Kecamatan Ponorogo, menuju peristirahatan terakhirnya. Keluarga besar tokoh yang semasa hidupnya dicurahkan untuk perkembangan seni Reyog tak kuasa meneteskan air mata. Tak terkecuali para seniman reyog, mereka mengaku kehilangan orang yang berjasa demi kemajuan seni Reyog.
Budi Satrijo, sekretaris Yayasan Reyog Ponorogo yang dikenal dekat dengan almarhum Heru Subeno, mengatakan warok kelahiran 23 Oktober 1958 itu sejak kecil sangat suka dengan reyog. Perjuangan untuk membesarkan seni reyog dilalui dengan jerih payah. ''Kami membanggakan beliau yang tidak pernah membeda-bedakan orang lain,'' ungkapnya di sela-sela mengantarkan jenazah ke pemakaman.
Menurut dia, kepedulian dan dedikasi Kang Heru Subeno pada pengembangan kesenian, yang sekarang menjadi maskot Ponorogo dan Indonesia, cukup tinggi. Bahkan, almarhum rela semasa hidupnya untuk terus bergelut di kesenian reyog. ''Tidak ada duanya totalitas beliau dalam mencurahkan kemajuan reyog yang sudah go international ini,'' terangnya.
Dari kreativitas sebagai seniman reyog, Kang Heru Subeno telah melahirkan karya monumental. Yakni tari warok kolor sakti dalam pentas seni tari reyog dan pengembangan dialek khas Ponoragan. ''Kang Heru bukan hanya milik orang Ponorogo. Tapi seluruh seniman dan masyarakat yang cinta terhadap reyog,'' paparnya.(dip/sad)
Heru Subeno.
Ttl: Madiun, 23 - 10 – 1958.
Alamat: Jl. Sekar Putih No 28 Ponorogo.
Telp ( 0352 ) 485317.
Pendidikan: STKW Surabaya tamat tahun 1984.
Pengalaman berkesenian :
Penata tari Reog Masal PRJ (1988),
Penata tari Girang Girang (1991),
Penata tari Edrek (1994),
Sutradara sendratari Terjadinya Reog di taman Candra wilwatikta (1998),
Asisten sutradara film Suromenggolo TVRI Nasional (2004),
Duta seni reog ke Jepang (1997),
Duta seni Reog ke New Zealand (2003),
Duta seni Reog ke Taiwan (2005).
sumber : jawapos.co.id, brangwetan.wordpress.com
Prosesi pemakaman berlangsung cukup hikmat. Nuansa Ponoragan sangat kental mengiringi keberangkatan jenazah sepanjang perjalanan dari rumah duka di Kelurahan Totanatan, Kecamatan Ponorogo, menuju peristirahatan terakhirnya. Keluarga besar tokoh yang semasa hidupnya dicurahkan untuk perkembangan seni Reyog tak kuasa meneteskan air mata. Tak terkecuali para seniman reyog, mereka mengaku kehilangan orang yang berjasa demi kemajuan seni Reyog.
Budi Satrijo, sekretaris Yayasan Reyog Ponorogo yang dikenal dekat dengan almarhum Heru Subeno, mengatakan warok kelahiran 23 Oktober 1958 itu sejak kecil sangat suka dengan reyog. Perjuangan untuk membesarkan seni reyog dilalui dengan jerih payah. ''Kami membanggakan beliau yang tidak pernah membeda-bedakan orang lain,'' ungkapnya di sela-sela mengantarkan jenazah ke pemakaman.
Menurut dia, kepedulian dan dedikasi Kang Heru Subeno pada pengembangan kesenian, yang sekarang menjadi maskot Ponorogo dan Indonesia, cukup tinggi. Bahkan, almarhum rela semasa hidupnya untuk terus bergelut di kesenian reyog. ''Tidak ada duanya totalitas beliau dalam mencurahkan kemajuan reyog yang sudah go international ini,'' terangnya.
Dari kreativitas sebagai seniman reyog, Kang Heru Subeno telah melahirkan karya monumental. Yakni tari warok kolor sakti dalam pentas seni tari reyog dan pengembangan dialek khas Ponoragan. ''Kang Heru bukan hanya milik orang Ponorogo. Tapi seluruh seniman dan masyarakat yang cinta terhadap reyog,'' paparnya.(dip/sad)
Heru Subeno.
Ttl: Madiun, 23 - 10 – 1958.
Alamat: Jl. Sekar Putih No 28 Ponorogo.
Telp ( 0352 ) 485317.
Pendidikan: STKW Surabaya tamat tahun 1984.
Pengalaman berkesenian :
Penata tari Reog Masal PRJ (1988),
Penata tari Girang Girang (1991),
Penata tari Edrek (1994),
Sutradara sendratari Terjadinya Reog di taman Candra wilwatikta (1998),
Asisten sutradara film Suromenggolo TVRI Nasional (2004),
Duta seni reog ke Jepang (1997),
Duta seni Reog ke New Zealand (2003),
Duta seni Reog ke Taiwan (2005).
sumber : jawapos.co.id, brangwetan.wordpress.com
Semoga dapat berlaku semboyan 'gugur satu tumbuh seribu', semoga banyak generasi dibawahnya dapat terinspirasi dari kepergian seorang warok.. semoga seni Indonesia dapat tetap terus bertahan .. dan semakin tidak 'terbeli' oleh negara manapun.. Amin..
ReplyDeletecerita.gravis-design.com
beliau tidak hanya sosok yang peduli tentang Reyog....
ReplyDeletePonoragannya sangat kuat.....
Selamat jalan Kang Heru.....
Turut Berduka cita atas meninggalnya kang Heru.
ReplyDeleteSemoga Amal ibadahnya di terima Alloh SWT.