Jajanan Tradisional Ponorogo

Pawargo.com - menelusuri kota Ponorogo serasa belum lengkap tanpa sajian kuliner ataupun jajanan khasnya. Kota yang terletak di sebelah barat laut Propinsi Jawa Timur ini, merupakan salah satu kota Budaya dan Seni di Indonesia Raya. Kesohoran Kesenian Reyog Ponorogo telah tersebar di seluruh penjuru dunia. Sebuah kekayaan budaya warisan nenek moyang yang harus tetap dilestarikan keberadaannya. 
Selain terkenal dengan KOTA REYOG, Ponorogo juga sering disebut kota SANTRI. Hal ini terbukti dengan keberadaan Pondok Modern Gontor di Kecamatan Mlarak. Pondok Modern GONTOR  merupakan salah satu Pesantren terbesar di Indonesia. Ribuan santri dari belahan dunia belajar Ilmu Islam disini. Selain Gontor, masih banyak Pondok Pesantren di Ponorogo, antara lain Al-mawwadah, Ar-risalah dll

Kunjungan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono ke salah satu gang Sate merupakan kehormatan tertinggi bagi pengusaha sate dan sekitarnya. Betapa tidak, orang nomor satu di Indonesia singgah dan sekedar menikmati kelezatan sate khas Ponorogo itu. Sate Ponorogo mempunyai keunikan yang tidak dimiliki oleh sate di seluruh Indonesia, daging yang utuh memanjang dengan bumbu rempah yang gurih kunci utama Kenikmatan SATE PONOROGO .
Bila anda sudah pernah berkunjung ke tempat-tempat yang disebutkan di atas, disini saya akan menambahkan informasi kenikmatan kota Ponorogo yang lain. Kali ini saya tampilkan Kuliner Ponorogo di waktu pagi - siang hari. 

Petholo.
Sebuah  makanan ringan yang berasal dari beras yang telah digiling dan dibentuk sedemikian menarik, dicampur dengan siraman kuah santan hangat. Kalau tidak salah, di Ponorogo Pedagang makanan ini baru saya temukan satu orang. (kalau ada tambahan, mohon informasi lebih lanjut....) 
Makanan yang disajikan dalam mangkok ukuran sedang ini dapat anda nikmati bersama keluarga atau kerabat terdekat dikala Pagi menjelang siang. Menggunakan gerobak sederhana, seorang bapak-bapak separuh baya akan melayani anda menikmati hangatnya Petholo Khas Ponorogo  ini. Rute bapak ini antara lain seputaran Ponorogo kota. Range waktu, pukul 08.00 Wib - 12.00 Wib. Semangkok Petholo cukup dengan merogoh kocek sebesar Rp. 2.500,00 . Anda penasaran dengan rasanya??? 

Gethuk.
Seorang perempuan tua tengah berhenti di sebuah sudut jalan kota Ponorogo, nampak kesibukan perempuan dalam menyajikan sebuah makanan. (memarut kelapa... ) Laju kendaran sepeda saya tertarik untuk mencicipi makanan itu. Pertama melihat, saya langsung bisa menebak. Perempuan tersebut pasti menjual gethuk. Sebuah makanan tradisional yang berasal dari singkong dengan taburan kelapa parutan. Wow, jajanan ini merupakan favorit saya. 
Setelah menunggu beberapa saat (ngantri...), tiba giliran saya pesan Jajanan Gethuk ini. Dengan menukar Rp. 1.000,00 anda dapat menikmati kenikmatan Gethuk. Ditambah dengan bungkusan daun pisang semakin terasa kesan jajanan tradisionalnya. Jajanan ini banyak tersebar di kota POnorogo . Mulai dari pasar maupun penjual keliling. 
Sebut saja namanya Mbok Supringah, di usianya yang telah senja beliau tetap menjajakan Gethuk setiap hari. Perempuan perkasa ini berasal dari Kecamatan Siman mengaku sudah 15 tahun lebih menekuni jualan Gethuk, setiap hari berjalan kaki menggendong gethuk mengitari kota Ponorogo dengan Gethuk seberat 10 Kg (berangkat dari rumah...) Saat saya wawancarai tentang pekerjaannya, "lha sagetipun nggih ngeten iki lho mas, badhe usaha linthu ipun mboten sagettt..." (Bisanya usaha seperti ini, mau usaha yang lain tidak bisa), tambah Bu Supringah. 

Topik ini merupakan sebagian kecil dari Jajanan Tradisional yang ada di kota Ponorogo. Lain waktu kita sambung lagi... Semoga informasi di atas dapat menjadi contoh sederhana untuk tetap melestarikan Kuliner Tradisional Indonesia.

Mari jadikan Kuliner Indonesia 
RAJA di Negeri Sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Reog Dulu dan Sekarang : di Balik Tirai Warok-Gemblak

Menikmati suasana pasar malam Ponorogo