Bertemu Reyog di Muara Enim
MUARA ENIM - Ketika tim Jelajah Sepeda Jakarta-Palembang (JSJP) tiba di Muara Enim, Sumatera Selatan, ada sedikit kekagetan. Tim disambut PT Bukit Asam dengan hiburan reyog.
Padahal, semua tahu, reyog identik dengan kebudayaan Jawa, utamanya daerah Ponorogo, Jawa Timur. Seni tradisi yang pernah diklaim milik Malaysia itu ternyata juga ada di Muara Enim, bahkan sudah hidup bertahun-tahun.
Ini membuktikan bahwa reyok sudah menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Bahkan, reyog dari grup Watu Item ini siap mengikuti festival reyog di Ponorogo pada 21 November nanti.
Salah seorang sesepuh kelompok reyog itu, Sukartimin, mengatakan, seni reyog sudah hidup di Muara Enim sejak lama. Seingat dia, tahun 1950-an sudah ada reyog di daerah ini.
"Ya, memang seni ini dibawa masyarakat Jawa Timur yang pindah ke sini. Biasanya dibawa oleh masyarakat transmigrasi," katanya.
Menurutnya, masyarakat Muara Enim suka juga dengan reyog. Kelompok ini biasanya tampil jika ditanggap dalam event-event tertentu.
"Meski susah-payah, seni reyog terus hidup dari dulu sampai sekarang di Muara Enim," katanya.
Dia berharap, kelompoknya akan juara atau setidaknya mendapat penghargaan di festival reyok pada 21 November nanti. Sehingga, masyarakat Muara Enim juga akan bangga dan reyok semakin diterima serta berkembang di daerah itu. (KOMPAS.com - editor:pard)
Padahal, semua tahu, reyog identik dengan kebudayaan Jawa, utamanya daerah Ponorogo, Jawa Timur. Seni tradisi yang pernah diklaim milik Malaysia itu ternyata juga ada di Muara Enim, bahkan sudah hidup bertahun-tahun.
Ini membuktikan bahwa reyok sudah menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Bahkan, reyog dari grup Watu Item ini siap mengikuti festival reyog di Ponorogo pada 21 November nanti.
Salah seorang sesepuh kelompok reyog itu, Sukartimin, mengatakan, seni reyog sudah hidup di Muara Enim sejak lama. Seingat dia, tahun 1950-an sudah ada reyog di daerah ini.
"Ya, memang seni ini dibawa masyarakat Jawa Timur yang pindah ke sini. Biasanya dibawa oleh masyarakat transmigrasi," katanya.
Menurutnya, masyarakat Muara Enim suka juga dengan reyog. Kelompok ini biasanya tampil jika ditanggap dalam event-event tertentu.
"Meski susah-payah, seni reyog terus hidup dari dulu sampai sekarang di Muara Enim," katanya.
Dia berharap, kelompoknya akan juara atau setidaknya mendapat penghargaan di festival reyok pada 21 November nanti. Sehingga, masyarakat Muara Enim juga akan bangga dan reyok semakin diterima serta berkembang di daerah itu. (KOMPAS.com - editor:pard)
Comments
Post a Comment
Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.