Parade 23 Reyog Kecamatan Ponorogo Suko Nyawiji


Dalam rangka peresmian terbentuknya Sanggar Seni SUKO NYAWIJI dari Kecamatan Ponorogo. Sanggar yang dipimpin oleh Bapak Camat Suko Kartono ini akan mengadakan beberapa pertunjukan serta gelar seni berupa:

REYOG PONOROGO (gabungan dari Kelurahan-kelurahan se-Kecamatan Ponorogo).
1. Dadak merak / Reyog sebanyak 21 buah.
2. 150 Ganongan ( Pelajar, mahasiswa & dewasa)
3. 20 Jathilan

JARAN THEK dari TURONGGO JOYO SENTIKO (Mas Andik Topeng)

BARONGSAI.

Lokasi Acara akan digelar:
di depan Pendapa Kecamatan Ponorogo, Jalan Sultan Agung.

Waktu:
25 Januari 2014

---------------
Suasana di pusat kantor pemerintahan Kecamatan Ponorogo nampak dijaga puluhan anggota Polsek Ponorogo. Penjagaan dilakukan di bagian utara di sekitar pertigaan dekat kantor Telkom Ponorogo. Sedangkan di selatan, dari perempatan bundaran Tonatan, kendaraan tak diperbolehkan melaju ke arah utara. Banyak pengguna jalan bertanya-tanya mengenai pemindahan arus tersebut. Setelah melihat dari dekat, ternyata sebuah panggung selebar jalan Sultan Agung di depan kantor Kecamatan Ponorogo. Di atas panggung maupun di sekitar panggung, manusia dari semua kalangan tumpah ruah berkerumun. Ada hal yang menarik perhatian mereka hingga rela berjejalan memaksakan diri mencari celah agar bisa melihat lebih jelas.

Momen yang jarang terjadi di Ponorogo bagian kota itu pantas saja menyedot perhatian karena hampir mirip dengan festival budaya. Tiga kesenian dipentaskan sebagai sajian hiburan untuk masyarakat dalam rangka pembukaan sanggar Suko Nyawiji yang diprakarsai Camat Ponorogo, Drs. Suko Kartono, MM. Acara yang digelar pada hari Sabtu, 25 Januari 2014 ini dimulai pada jam 14:00 WIB. Sebagai pembuka, masyarakat dihibur dengan kesenian China, Barongsai yang dipentaskan oleh anak-anak remaja dari grup Barongsai Ponorogo. Kemudian, pertunjukkan tari Reyog lengkap dengan sekitar 23 Dhadak Merak (barongan pada Reyog) perwakilan dari kelurahan di Ponorogo, Kecamatan Ponorogo, dan sanggar Suko Nyawiji sendiri, 150 Bujang Ganong dari siswa SD di kecamatan Ponorogo, serta dari kalangan senior, puluhan penari Jathil (pasukan berkuda), dan puluhan penari Warok (pasukan prajurit sakti mandraguna), serta raja mereka Prabu Klanasewandana. Tari kolosal yang melibatkan salah satu topeng terbesar dan terberat di dunia ini dilanjutkan dengan kesenian Jaranan Tek yang membuat penonton berdecak kagum, ternganga, tertawa, dan tegang karena sewaktu-waktu suara sabetan cemethi terdengar memecah suasana. (baca lebih banyak http://www.dapofm.com/pembukaan-sanggar-suko-nyawiji-ponorogo-penuh-sesak/)

Comments

Popular posts from this blog

Reog Dulu dan Sekarang : di Balik Tirai Warok-Gemblak

Menikmati suasana pasar malam Ponorogo