Taman Sriwedari diinvasi Ponorogo
Surakarta - Sabtu (8/10) lusa, Taman Sriwedari akan dirombak menjadi kampung Ponorogo. Di kawasan itu pengunjung bisa menikmati atmosfer Kota Reyog mulai dari aneka kuliner, koleksi foto, suvenir khas, hingga kesenian tradisionalnya yang sempat diklaim Negeri Jiran.
“Dengan mengangkat tema The Legend Of Reyog Ponorogo, kami akan menyajikan pertunjukan reyog untuk masyarakat Solo. Akan ada dua kelompok reyog yang beraksi yakni dari Sumber dan Gandean. Masing-masing dari mereka akan main secara obyok dan festival,” ungkap Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Kota Reyog Surakarta (Gamaresa), Hendik Putra Nugraha kepada Joglosemar, di Wisma Seni, TBJT, Rabu (5/10).
Ada perbedaan mendasar antara reyog obyok dan reyog festival. Meski berakar pada gerakan yang sama, namun reyog obyok tidak tersaji secara komplet dan lebih menonjolkan sisi entertain-nya. Sementara reyog festival tampil lengkap dengan mengusung cerita yang bertemakan The Legend Of Reyog Ponorogo. “Penampilan reyog festival ini juga sekaligus sebagai puncak acara,” terang Hendik.
Selain pertunjukan Reyog Ponorogo, acara yang digelar mulai pukul 15.00-22.00 WIB ini akan diisi aneka hiburan antara lain band, Samisareng Perkusi, pembacaan puisi dan teatrikal, dance dari Filipina, serta pencak silat.
Hendik dan kawan-kawan menjamin, acara yang berlangsung satu hari penuh itu akan memuaskan penonton, mengingat para pengisi acara yang tampil cukup beragam. “Di tahun ketiga ini, kami menyajikan persembahan yang lain dari tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari tampilan, hiburannya, hingga tema serta pengisi acara. Ini dilakukan agar penonton tidak bosan,” pungkasnya.
Pihaknya berharap, melalui perhelatan Kampung Ponorogo 2011, masyarakat dapat lebih mengenal budaya dan adat istiadat salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur ini.
Rani Setianingrum/harianjoglosemar.com
“Dengan mengangkat tema The Legend Of Reyog Ponorogo, kami akan menyajikan pertunjukan reyog untuk masyarakat Solo. Akan ada dua kelompok reyog yang beraksi yakni dari Sumber dan Gandean. Masing-masing dari mereka akan main secara obyok dan festival,” ungkap Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Kota Reyog Surakarta (Gamaresa), Hendik Putra Nugraha kepada Joglosemar, di Wisma Seni, TBJT, Rabu (5/10).
Ada perbedaan mendasar antara reyog obyok dan reyog festival. Meski berakar pada gerakan yang sama, namun reyog obyok tidak tersaji secara komplet dan lebih menonjolkan sisi entertain-nya. Sementara reyog festival tampil lengkap dengan mengusung cerita yang bertemakan The Legend Of Reyog Ponorogo. “Penampilan reyog festival ini juga sekaligus sebagai puncak acara,” terang Hendik.
Selain pertunjukan Reyog Ponorogo, acara yang digelar mulai pukul 15.00-22.00 WIB ini akan diisi aneka hiburan antara lain band, Samisareng Perkusi, pembacaan puisi dan teatrikal, dance dari Filipina, serta pencak silat.
Hendik dan kawan-kawan menjamin, acara yang berlangsung satu hari penuh itu akan memuaskan penonton, mengingat para pengisi acara yang tampil cukup beragam. “Di tahun ketiga ini, kami menyajikan persembahan yang lain dari tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari tampilan, hiburannya, hingga tema serta pengisi acara. Ini dilakukan agar penonton tidak bosan,” pungkasnya.
Pihaknya berharap, melalui perhelatan Kampung Ponorogo 2011, masyarakat dapat lebih mengenal budaya dan adat istiadat salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur ini.
Rani Setianingrum/harianjoglosemar.com
Comments
Post a Comment
Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.