TBJ Gelar Budaya Ponorogo

Pemkab Ponorogo
SURABAYA- Kesenian khas Ponorogo ternyata tidak hanya Reog. Tapi juga ada seni tari dan framen.
Hal itu tampak dalam kegiatan Gelar Seni Budaya Daerah "Pesona Bumi Reog" di Taman Budaya Jawa Timur (TBJ), Jl Genteng Kali Surabaya,
mulai Jumat (14/10) malam hingga Minggu (16/10).

Tak hanya kesenian berupa pertunjukan panggung, di sekitar arena juga ditampilkan pameran produk berupa kerajinan reog, kulit, wayang, batik lesung, mebel, dan tanaman. Seluruhnya didatangkan langsung dari Ponorogo.



Shodig Pristiwanto, Ketua rombongan dari Ponorogo, menyebutkan dua tari dan framen yang ditampilkan adalah Tari Lebur Saketi, Tari Kang Potro, dan framen Suminten Edan.

"Tari Lebur Saketi menceritakan tentang perjalanan anak-anak muda untuk bisa menjadi warok. Warok sendiri adalah tokoh masyarakat sekaligus pemimpin yang memiliki ilmu kanuragan, kebatinan, dan filsafat," jelas Shodig.

Sedangkan Tari Kang Potro, menceritakan tokoh Potrojoyo, sebagai seniman Ponorogo yang serba bisa. Sementara untuk framen Suminten Edan, menceritakan tokoh Suminten, anak seorang warok bernama Gunoseco. Dia jatuh cinta dengan anak adipati Trenggalek bernama Raden Subroto.
Batik Lesoeng

Tapi ternyata, meski ayahnya seorang warok, dia kaya raya dan punya martabat tinggi, cinta Suminten bertepuk sebelah tangan.
Akhirnya sesuai dengan judulnya, Suminten jadi edan alias gila.
Selain tiga kesenian itu, sudah pasti rangkaian seni Reog ikut ditampilkan. Reog dengan versi Bantar Angin itu menampilkan tokoh Singo barong yang tampil dengan dadak merak-nya sebagai tokoh antagonis dan empat tokoh protagonis. Yaitu Prabu Klonosewandono, Patih Pujang Ganom, Pasukan Kuda (Jathilan), dan Warok.

Mereka berperang dan si Singo Barong kalah hingga bersedia menjadi anak buah dari Prabu Klonosewandono, yang menggunakan senjata pecut saat mengalahkan barong.

Dalam pagelaran yang ditampilkan gratis itu, pengunjung juga bisa menikmati kuliner khas Ponorogo, yaitu sate ayam Ponorogo.

"Soal nonton keseniannya, saya nomor duakan. Yang pertama yang saya cari adalah sate ponorogo-nya ini," kata Nadiar Rahman, salah satu pengunjung TBJ, yang antri di stan sate.


Sumber : Surya/Tribunjatim
Penulis : Sri handi lestari
Editor : yoni

Comments

Popular posts from this blog

Reog Dulu dan Sekarang : di Balik Tirai Warok-Gemblak

Menikmati suasana pasar malam Ponorogo