Reog Tengger berbeda dengan Reog Ponorogo

Promosikan Budaya Lokal Lewat Festival Budaya Tengger
Muhajir Arifin - detikSurabaya

(detiksurabaya/Muhajir Arifin)
Pasuruan - Berbagai cara dilakukan suku Tengger Pasuruan untuk mempromosikan kebudayaan lokal. Salah satunya dengan menggelar Festival Budaya Tengger.

Acara yang dilangsungkan di lapangan Desa Tosari itu digelar dalam rangka memperkenalkan budaya, kuliner serta cinderamata khas suku yang hidup di lereng Gunung Bromo tersebut. Festival itu juga dimaksudkan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo pasca erupsi tahun lalu.



"Harapannya Festival Budaya Tengger ini akan menjadi embrio tujuan wisata ke Bromo," kata tokoh suku Tengger Pasuruan, Trisno Sudigdho kepada detiksurabaya.com, (17/12/2011).

Acara yang digelar selama dua hari sejak Jumat (16/12) hingga Sabtu (17/12) ini menampilkan berbagai kesenian lokal diantaranya tayuban dan kirab reog khas Suku Tengger. Sebanyak 8 desa menampilkan kesenian reog masing-masing untuk dipertontonkan dalam festival tersebut.

"Reog Tengger berbeda dengan Reog Ponorogo, dilihat dari manteranya," jelas Trisno.

Sebuah bazar yang menyediakan berbagai macam kuliner dan cinderamata juga digelar dalam festival tersebut. Berbagai paganan khas suku Tengger seperti terong susu, kripik kentang, wingko Tengger dan kue aron yakni panganan yang terbuat dari jagung Tengger tersedia dalam bazar tersebut.

"Festival ini akan digelar setiap tahun. Tetapi khusus untuk pagelaran kesenian kita akan tampilkan setiap bulan sebagai daya tarik wisata," pungkas Trisno.

(bdh/bdh)

Comments

Popular posts from this blog

Reog Dulu dan Sekarang : di Balik Tirai Warok-Gemblak

Menikmati suasana pasar malam Ponorogo