Tomcat juga menyerang Ponorogo
PONOROGO. Serangan kumbang tomcat semakin meluas. Tidak hanya menyerang Surabaya, serangga yang juga dinamakan rove beetle ini juga menyerang warga Ponorogo, Jawa Timur.
Sejumlah warga mengaku terserang gatal-gatal dan sakit luar biasa pada kulit. Warga mengaku kulit juga seperti melepuh dan terkena herpes setelah terkena hewan yang diduga mirip dengan tomcat.
Topan, warga Jalan Kawung Kecamatan Babadan, Ponorogo mulai terserang tomcat sejak Jumat (16/3/) lalu. Hewan beracun ini ditemuinya di salah satu jalan protokol di Ponorogo. Saat itu juga matanya terasa perih.
Bahkan semakin lama, organ penglihatannya ini pun langsung bengkak. "Begitu kena tomcat. Rasanya sakit, mata adik saya bengkak," terang Melly, kakak Topan.
Sementara Andri, warga lainnya juga menemukan binatang penyerang hama wereng ini. Menurut guru di salah satu SMP Negeri ini, banyak warga akhir-akhir ini terserang penyakit yang gejalanya mirip herpes.
"Tapi tidak jelas, apakah itu karena tomcat atau bukan. Yang jelas, banyak serangga yang mirip tomcat dan pada saat bersamaan banyak pula warga yang terserang penyakit mirip herpes," jelas Andri.
Warga menemukan binatang mirip tomcat itu pada malam hari. Karena tak ingin serangannya meluas, warga tak berani menyentuh langsung. Mereka mengambil dengan media baik dengan kertas atau pinset.
Serangga tomcat awalnya menyerbu Apartemen Pakuwon City dan mengganggu pelajar SD Al- Muttaqien Jl Memet S Kenjeran, serangga ini, Senin (19/3/2012), sudah merambah 14 lokasi di 9 kecamatan di Surabaya.
Kasi Pertanian Dinas Pertanian (Distan) Surabaya, Bagas Swadaya Aji menjelaskan, tomcat banyak berkeliaran di pemukiman penduduk dekat sawah. Pihaknya sudah menjadwalkan penyemprotan pestisida nabati ke lokasi-lokasi yang terserang.
Untuk pestisida nabati, pihaknya menggunakan formulasi daun mimba (Azadirachta indica juss) yang dicampur dengan daun serai dan jahe dengan perbandingan 1:1:1 lalu diblender. Setelah itu lalu dicampur dengan 10 liter air. Setelah didiamkan selama dua hari, air perasan itu dipakai sebagai pestisida nabati.
Penyemprotan dengan pestisida nabati itu dilakukan agar tak meracuni warga. "Penyemprotan ini cukup efektif untuk membasmi tomcat," paparnya.
Menurut Bagas, tomcat banyak keluar pada malam hari. Ia akan memburu cahaya. Karenanya, warga di kawasan yang diserang sebaiknya mematikan lampu teras. Sprei atau pakaian yang ditempeli serangga ini harus dicuci. "Serangga ini tak menyengat atau menggigit. Dia cukup mengeluarkan cairan beracun dari tubuhnya dan itu yang berbahaya," katanya. (Tribunnews.com)
Sejumlah warga mengaku terserang gatal-gatal dan sakit luar biasa pada kulit. Warga mengaku kulit juga seperti melepuh dan terkena herpes setelah terkena hewan yang diduga mirip dengan tomcat.
Topan, warga Jalan Kawung Kecamatan Babadan, Ponorogo mulai terserang tomcat sejak Jumat (16/3/) lalu. Hewan beracun ini ditemuinya di salah satu jalan protokol di Ponorogo. Saat itu juga matanya terasa perih.
Bahkan semakin lama, organ penglihatannya ini pun langsung bengkak. "Begitu kena tomcat. Rasanya sakit, mata adik saya bengkak," terang Melly, kakak Topan.
Sementara Andri, warga lainnya juga menemukan binatang penyerang hama wereng ini. Menurut guru di salah satu SMP Negeri ini, banyak warga akhir-akhir ini terserang penyakit yang gejalanya mirip herpes.
"Tapi tidak jelas, apakah itu karena tomcat atau bukan. Yang jelas, banyak serangga yang mirip tomcat dan pada saat bersamaan banyak pula warga yang terserang penyakit mirip herpes," jelas Andri.
Warga menemukan binatang mirip tomcat itu pada malam hari. Karena tak ingin serangannya meluas, warga tak berani menyentuh langsung. Mereka mengambil dengan media baik dengan kertas atau pinset.
Serangga tomcat awalnya menyerbu Apartemen Pakuwon City dan mengganggu pelajar SD Al- Muttaqien Jl Memet S Kenjeran, serangga ini, Senin (19/3/2012), sudah merambah 14 lokasi di 9 kecamatan di Surabaya.
Kasi Pertanian Dinas Pertanian (Distan) Surabaya, Bagas Swadaya Aji menjelaskan, tomcat banyak berkeliaran di pemukiman penduduk dekat sawah. Pihaknya sudah menjadwalkan penyemprotan pestisida nabati ke lokasi-lokasi yang terserang.
Untuk pestisida nabati, pihaknya menggunakan formulasi daun mimba (Azadirachta indica juss) yang dicampur dengan daun serai dan jahe dengan perbandingan 1:1:1 lalu diblender. Setelah itu lalu dicampur dengan 10 liter air. Setelah didiamkan selama dua hari, air perasan itu dipakai sebagai pestisida nabati.
Penyemprotan dengan pestisida nabati itu dilakukan agar tak meracuni warga. "Penyemprotan ini cukup efektif untuk membasmi tomcat," paparnya.
Menurut Bagas, tomcat banyak keluar pada malam hari. Ia akan memburu cahaya. Karenanya, warga di kawasan yang diserang sebaiknya mematikan lampu teras. Sprei atau pakaian yang ditempeli serangga ini harus dicuci. "Serangga ini tak menyengat atau menggigit. Dia cukup mengeluarkan cairan beracun dari tubuhnya dan itu yang berbahaya," katanya. (Tribunnews.com)
Comments
Post a Comment
Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.