Kecewa, Pasien Jamkesmas RSUD Merasa Ditelantarkan

Kabupaten Ponorogo-Pelayanan RSUD Dr. Hardjono Kabupaten Ponorogo kembali dikeluhkan pasien dari keluaraga miskin yang menggunakan kartu Jamkesmas. Sebagaimana di tuturkan pasangan suami istri Sarmin Saputro dan Tukinem warga Desa Nglurup Kecamatan Sampung, Ponorogo Kemarin (20/1), dimana Jabang Nugroho putranya yang baru berumur satu tahun yang dirawat di RSUD dikarenakan mengalami patah tulang pada tungkai atas (paha) kaki kanannya, bukanya tambah baik namun justru karena pelayanan yang terkesan asal-asalan, kondisi kakinya bukan bertambah baik malah semakin parah.


“Padahal persyaratan Jamkesmasnya sudah saya lengkapi,namun hanya disemayani saja sama pak doktenya, tidak segera ditolong nanti-nanti saja terus.saat rongent ke dua itu sebenarnya sudah baik dan saya mita digips tapi disemayani terus nanti saja katanya pak dokter!. Juga itu waktu di iringkan perawat tulangnya malah patah lagi.saat saya tanya malah dijawab ketus bahwa dokter lebih tau apa yang harus dilakukan!. Karena kecewa akhirnya saya cabut pulang setelah dirawat inap 16 hari, ”kata Sarmin.




Sementara itu dari dari pihak rumah sakit Wadir Medik dr.Barunanto terkait kejadian tersebut menjelaskan, bahwasanya hal tersebut merupakn mis komunikasi saja antara kepahaman pasien terhadap penanganan kasus patah tulang. Dimana pada prosedur perawatan patah tulang hanyalah dilakukan upaya Edomilisasi (dijaga stabilitas posisi tulang) yang dimana tulang akan kembali tersambung dengan sendirinya dan diberikan obat Anti Septik serta pereda rasa nyeri.


“Mungkin pasien kurang paham saja, sehingga merasa seperti tidak dirawat. Pada penangana patah tulang prosedurnya adalah Edomilisasi artinya tulang dijaga stabilitas posisi yang tepat nah dengan sendirinya tulang akan sambung sendiri, obatnya kalau ada luka paling hanya Anti Septik dan penahan nyeri,” jelasnya kemarin.


Namun dari kejadian tersebut sungguh disayangkan Rumah Sakit daerah sekelas Dr Hardjono dari segi kwalitas pelayanan prima,dimana salah satunya adalah tuntutan dokter selain professional dibidangnya juga harusnya mampu berkomunikasi dengan baik memberikan pengertian sejelas-jelasnya pada pasien demikian juga Suster yang ada adalah mereka yang profesional di bidangnya dan dapat memberikan pelayanan yang santun dan menyenagkan.


Terkait hal tersebut Kabag Humas RSUD Dr. Hardjono Agus Suryono mengungkapkan, memang dulu pernah dilakukan pelatihan tentang “Citra Diri” yang memberikan pendidikan bagaimana pegawai termasuk dokter dan perawat dapat memberikan pelayanan yang prima santun dan menyenagkan, namun akhir-akhir ini belum dilaksanakan kembali.”dulu memang pernah ada pelatihan “Citra Diri” instrukturnya aja satu kali satu juta biayanya. Akhir-akhir ini memang belum dilaksanakan lagi, mungkin kedepan dan memang itu perlu akan kami adakan lagi,”ungkapnya.(hantoro/http://adakita.com)

Comments

  1. prihatin,,,,
    apa karena yang pake jamkesmas itu orang2 miskin,,jadi dokternya juga pilih2,,,

    ReplyDelete

Post a Comment

Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.

Popular posts from this blog

Reog Dulu dan Sekarang : di Balik Tirai Warok-Gemblak

Menikmati suasana pasar malam Ponorogo