SMK Jenangan Ponorogo bisa Rakit Mobil
PONOROGO, Kreativitas siswa SMK di Kabupaten Ponorogo tak kalah fenomenal dibanding dengan siswa SMK daerah lain. Buktinya, siswa SMKN 1 Jenangan mampu merakit mobil jenis mini truk. Tak tanggung-tanggung SMKN 1 Jenangan dipercaya Kemendikbud RI merakit sebanyak 12 mini truk dan 3 buah mobil jenis SUV. Mobil rakitan SMKN 1 Jenangan itu bakal mewarnai produksi mobil nasional yang sejenis dengan ESEMKA BISA keluaran SMKN 1 Solo beberapa waktu lalu.
Menurut Kuntowiyono, ST, MT Wakasek Humas SMKN 1 Jenangan, perakitan mobil mini truk ini pun tidak memerlukan waktu lama. Perakitan sudah dilakukan sejak 28 Desember 2011 dan beres pada 7 Januari 2012. “Kami dapat jatah 12 mini truk dan 3 SUV dari Kemendikbud. Saat ini baru datang 2 paket komponen mobil jenis mini truk,” terang Kuntowiyono, ST, MT kepada Pewarta HOKI, Rabu (11/1).
Perakitan mobil ini, kata Kunto, merupakan program Direktorat PSMK Kemendikbud. Menurutnya, tidak semua SMK dipercaya dan ditunjuk melaksanakan program itu. Hanya SMK yang dianggap mampu saja yang mendapat program tersebut. “Di Indonesia itu ada 23 sekolah SMK yang ditugasi merakit mobil, salah satunya SMKN 1 Jenangan,” terangnya.
Suksesnya siswa SMKN 1 Jenangan merakit mobil ini tergolong luar biasa. Sebab, SMKN 1 Jenangan sendiri tidak memiliki program otomotif atau kendaraan ringan. Namun program tersebut mampu dilaksanakan dengan baik dengan sebelumnya melatih siswa jurusan sepeda motor. “Kita tidak punya jurusan otomotif adanya teknik sepeda motor. Walaupun begitu anak-anak mampu merakitnya. Ini luar biasa,” akunya.
Hebatnya lagi, kata dia, hanya sekitar enam anak yang ditugasi sekolah merakit mobil yang sejenis dengan ESEMKA BISA SMKN 1 Solo itu. Masing-masing adalah Arsyad Bayu, Andrianto, Edy Parwoto, Teguh Nur Setyawan, Sigit Putra dan Aman Suherman. “Semuanya berasal dari jurusan Teknologi Sepeda Motor (TSM) yang terdiri dari 4 siswa kelas XI dan 2 siswa kelas XI,” sebutnya. Hebohnya lagi, siswa-siswi terampil tersebut mampu merakit sebanyak 445 komponen yang ada pada mobil mini truk tersebut dengan sempurna.
Mobil hasil rakitan SMKN 1 Jenangan itu, kata Kunto, bakal didistribusikan kepada sejumlah sekolah SMK yang memiliki program otomotif. “Kita sebagai perakit akan mendapatkan 2 mini truk dan 2 VUP tersebut, lainnya dibantukan kepada sekolah SMK di Ponorogo,” tukasnya.
Sementara itu, pihak SMKN 1 Jenangan saat ini menunggu respon dari pemerintah daerah setempat terhadap mobil hasil rakitannya. “Kalau Pemkab Support dan tertarik produk mobil ESEMKA BISA, saya kira tidak rugi. Karena kualitasnya bersaing dan engine-nya tak kalah. Saya yakin luar biasa,” tandas Kuntowiyono Waka Humas sekolah setempat. “Sekarang tinggal keberanian dari pimpinan pemerintah daerah untuk mengangkat moral siswa SMK agar terus berkarya dan berinovasi,” tambahnya.
Menurut Drs. Budi Santoso, Kaprodi Teknik Sepeda Motor SMKN 1 Jenangan, rakitan anak didiknya ini melebihi kualitas aslinya. “Hasil rakitan ini hampir sama bahkan lebih baik dari yang ada,” yakinnya. Mobil itu, kata Budi, disebut Mini Truk karena berbentuk Pick Up namun jumbo. “Termasuk kendaraan pick up tapi ini jumbo lebih besar dari yang ada,” sebutnya.
Apa saja yang tersemat pada spesifikasi mobil tersebut? Budi membeberkan, mobil berwarna putih ini menggunakan sistim Electric Fuel Injection (EFI) sehingga tidak menggunakan distributor sebagai pengatur pengapian bahan bakar. Mesin berkapasitas 1500cc dengan sistem DOHC.
Untuk dimensi mobil yang dirakit kurang dari satu minggu ini memiliki panjang 4,5 meter dan lebar 1,5 meter. Panjang poros dari as roda depan dan belakang tiga meter. Body terbuat dari plat besi dan bumper depan dari fiber yang diimpor dari China.
Pintu belum dilengkapi dengan power window. “Karena memang dari bahan yang didatangkan seperti itu,” kata Budi ditemui Pewarta HOKI di sekolah.
Menurutnya, suspensi mobil yang digunakan untuk pengangkut barang ini menggunakan per daun dan ban 14 inch. Transmisinya masih manual dengan 5 percepatan. “Mesin menggunakan Catality Convertor, maka bahan bakar lebih cocok menggunakan Pertamax,” katanya.
Ia menyebut jika mobil Mini Truk itu bila diproduksi secara massal maka harganya mencapai Rp 50 Juta. “Setelah sukses merakit perdana mobil itu, siswa bakal terlatih merakit 14 mobil sisanya. Saya bisa menargetkan satu mobil bisa dirakit hanya butuh waktu 3 hari rampung dengan kondisi mobil ready,” pungkasnya. (MUH NURCHOLIS/KabarIndonesia)
Menurut Kuntowiyono, ST, MT Wakasek Humas SMKN 1 Jenangan, perakitan mobil mini truk ini pun tidak memerlukan waktu lama. Perakitan sudah dilakukan sejak 28 Desember 2011 dan beres pada 7 Januari 2012. “Kami dapat jatah 12 mini truk dan 3 SUV dari Kemendikbud. Saat ini baru datang 2 paket komponen mobil jenis mini truk,” terang Kuntowiyono, ST, MT kepada Pewarta HOKI, Rabu (11/1).
Perakitan mobil ini, kata Kunto, merupakan program Direktorat PSMK Kemendikbud. Menurutnya, tidak semua SMK dipercaya dan ditunjuk melaksanakan program itu. Hanya SMK yang dianggap mampu saja yang mendapat program tersebut. “Di Indonesia itu ada 23 sekolah SMK yang ditugasi merakit mobil, salah satunya SMKN 1 Jenangan,” terangnya.
Suksesnya siswa SMKN 1 Jenangan merakit mobil ini tergolong luar biasa. Sebab, SMKN 1 Jenangan sendiri tidak memiliki program otomotif atau kendaraan ringan. Namun program tersebut mampu dilaksanakan dengan baik dengan sebelumnya melatih siswa jurusan sepeda motor. “Kita tidak punya jurusan otomotif adanya teknik sepeda motor. Walaupun begitu anak-anak mampu merakitnya. Ini luar biasa,” akunya.
Hebatnya lagi, kata dia, hanya sekitar enam anak yang ditugasi sekolah merakit mobil yang sejenis dengan ESEMKA BISA SMKN 1 Solo itu. Masing-masing adalah Arsyad Bayu, Andrianto, Edy Parwoto, Teguh Nur Setyawan, Sigit Putra dan Aman Suherman. “Semuanya berasal dari jurusan Teknologi Sepeda Motor (TSM) yang terdiri dari 4 siswa kelas XI dan 2 siswa kelas XI,” sebutnya. Hebohnya lagi, siswa-siswi terampil tersebut mampu merakit sebanyak 445 komponen yang ada pada mobil mini truk tersebut dengan sempurna.
Mobil hasil rakitan SMKN 1 Jenangan itu, kata Kunto, bakal didistribusikan kepada sejumlah sekolah SMK yang memiliki program otomotif. “Kita sebagai perakit akan mendapatkan 2 mini truk dan 2 VUP tersebut, lainnya dibantukan kepada sekolah SMK di Ponorogo,” tukasnya.
Sementara itu, pihak SMKN 1 Jenangan saat ini menunggu respon dari pemerintah daerah setempat terhadap mobil hasil rakitannya. “Kalau Pemkab Support dan tertarik produk mobil ESEMKA BISA, saya kira tidak rugi. Karena kualitasnya bersaing dan engine-nya tak kalah. Saya yakin luar biasa,” tandas Kuntowiyono Waka Humas sekolah setempat. “Sekarang tinggal keberanian dari pimpinan pemerintah daerah untuk mengangkat moral siswa SMK agar terus berkarya dan berinovasi,” tambahnya.
Menurut Drs. Budi Santoso, Kaprodi Teknik Sepeda Motor SMKN 1 Jenangan, rakitan anak didiknya ini melebihi kualitas aslinya. “Hasil rakitan ini hampir sama bahkan lebih baik dari yang ada,” yakinnya. Mobil itu, kata Budi, disebut Mini Truk karena berbentuk Pick Up namun jumbo. “Termasuk kendaraan pick up tapi ini jumbo lebih besar dari yang ada,” sebutnya.
Apa saja yang tersemat pada spesifikasi mobil tersebut? Budi membeberkan, mobil berwarna putih ini menggunakan sistim Electric Fuel Injection (EFI) sehingga tidak menggunakan distributor sebagai pengatur pengapian bahan bakar. Mesin berkapasitas 1500cc dengan sistem DOHC.
Untuk dimensi mobil yang dirakit kurang dari satu minggu ini memiliki panjang 4,5 meter dan lebar 1,5 meter. Panjang poros dari as roda depan dan belakang tiga meter. Body terbuat dari plat besi dan bumper depan dari fiber yang diimpor dari China.
Pintu belum dilengkapi dengan power window. “Karena memang dari bahan yang didatangkan seperti itu,” kata Budi ditemui Pewarta HOKI di sekolah.
Menurutnya, suspensi mobil yang digunakan untuk pengangkut barang ini menggunakan per daun dan ban 14 inch. Transmisinya masih manual dengan 5 percepatan. “Mesin menggunakan Catality Convertor, maka bahan bakar lebih cocok menggunakan Pertamax,” katanya.
Ia menyebut jika mobil Mini Truk itu bila diproduksi secara massal maka harganya mencapai Rp 50 Juta. “Setelah sukses merakit perdana mobil itu, siswa bakal terlatih merakit 14 mobil sisanya. Saya bisa menargetkan satu mobil bisa dirakit hanya butuh waktu 3 hari rampung dengan kondisi mobil ready,” pungkasnya. (MUH NURCHOLIS/KabarIndonesia)
Comments
Post a Comment
Besar harapan kami dapat memberikan jembatan untuk dapat saling silaturahmi sesama warga Ponorogo dimanapun berada.
Tinggalkan komentar anda sebagai wujud partisipasi dukungan untuk kami. Terima kasih.