WAYANG YES ASLI PONOROGO
Nama Wayang YES Saya temukan pada tanggal 12 Januari 2010 pukul 02.00 wib dini hari. Atas dasar pengalaman dan inspirasi yang masuk saat itu. Yaitu dari kata WAYANG: yaitu seni pertunjukan dengan penggambaran tokoh-tokoh manusia dan karakter-karakter yang ada di dalamnya dengan media ilustrasi seni rupa tiga dimensi baik dari bahan kayu. Sedangkan kata YES: merupakan singkatan dari tiga buah unsure kata yaitu: nYengkuyung Endahing Seni; yang bermaksud memajukan mendukung dan menjunjung kaidah-kaidah dari keindahan seni, terutama dalam hal ini adalah seni kebudayaan jawa.
Sebagai bentuk dari salah satu seni kebudayaan jawa moderen, yang berbentuk kesenian eknik jawa dengan penyajian serta kemasan yang lebih moderen yang berkonsep kolaborasi baik dari segi bentuk wayangnya, cerita, dialek, dan juga komposisi musik yang mengiringinya. Wayang YES yang saya munculkan ini ,mencoba membuat sebuah pakem tersendiri atau bisa dikatakan agak keluar dari pakem pewayangan yang telah ada. Bisa kita simpulkan bahwa Wayang YES merupakan seni pertunjukkan wayang kontemporer dan sangat berbeda dengan seni wayang lainnya yang telah ada.
Dalam penyajiannya Wayang YES merupakan wayang (boneka) yang terbuat dari kayu, yang menggambarkan kebendaan dan juga tokoh manusia yang disesuaikan dengan aslinya. Baik dari segi wajah, pakaian, maupun perwatakan tokoh-tokoh yang dikisahkan didalamnya. Sebagai contoh tokoh Suro Menggolo ataupun penokohan orang – orang modern jaman sekarang , maka penggambaran dalam bentuk wayangnya harus diusahakan sedekat mungkin bisa melukiskan tokoh Suro Menggolo dan penokohan orang –orang modern jaman sekarang seperti yang aslinya, begitupun dengan pakaian, perwatakan atau karakteristik juga cara berbicaranya.
Mengenai cerita-cerita yang dipaparkan dalam Wayang YES, merupakan cerita yang sebenarnya , bukan cerita cerita khayalan dan bukan hanya sekedar gambaran. Sebagai Contoh Cerita : Suminten Kasmaran ,dimana cerita Suminten Kasmaran ini adalah cerita Sejarah yang memang benar –benar ada di Bumi Reog Ponorogo. Selain itu Wayang YES juga memaparkan cerita-cerita terkini yang sedang marak dan menjadi fenomena di kehidupan sekarang ini. Baik cerita-cerita yang berhubungan dengan kebudayaan, permasalahan politik, dan fenomena-fenomena yang terjadi dimasyarakat sekarang ini. Sehingga dengan demikian dalam penyajiannya Wayang YES dapat lebih fleksibel dan lentur sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini.
Untuk menyesuaikan kefleksibelan dari Wayang YES, maka komposisi musikalitas Wayang YES menghadirkan dan mengkolaborasikan (mensenyawakan) jenis musik eknik dan jenis musik diatonik, dalam hal ini warna-warna musik yang dihadirkan dan dikolaborasikan seperti irama-irama eknik gamelan jawa dan gamelan reog sebagai pondasinya, serta irama-irana diatonis seperti keroncong, pop, rock, dangdut, regge, bluss dan yang lainnya sebagai pembalutnya.
Oleh karena Wayang YES di lahirkan di kota Reog Ponorogo, maka sangatlah indah dan sesuai bila dialog yang digunakan adalah dialek Ponoragan terutama pada dialek sang dalang. Yang notabene serat dengan logat dan tekanan-tekanan intonasi tetapi tetap mewakili karakteristik dari masyarakat Ponorogo. Atau bisa disimpulkan bahwa bahasa Wayang YES adalah bahasa jawa dengan logat dialog ponoragan. Namun demikian karena sifat dari Wayang YES yang lentur maka tidak menutup kemungkinan disisipkannya bahasa dan logat daerah-daerah yang lainnya, seperti bahasa Indonesia, bahasa sunda, bahasa batak, bahasa betawi, bahasa Kalimantan, atau juga bahasa-bahasa daerah yang lainnya, bahkan bahasa-bahasa internasional seperti bahasa inggris, bahasa arab, bahasa jerman, dapat juga turut menghiasi di pagelaran Wayang YES.
Sebagaimana kronologi nama Wayang YES, maka diharapkan wayang ini dapat lebih diterima di dunia internasional, untuk turut memperkaya wahana seni internasional dan juga seni nasional Indonesia sendiri, dengan memperhatikan komposisi dari Wayang YES maka kami berpendapat bahwa cukup layak dan tidaklah berlebihan jika kesenian ini ikut serta berparti sipasi di kancah go internasional. Dan dengan demikian diharapkan untuk dapat turut memperkenalkan kesenian Indonesia yang beraneka ragam ini di kancah internasional. Sehingga dilain sisi dapat lebih menekan kemungkinan pengkliman, pencontekkan, pembajakan kesenian Indonesia oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ngaturaken Gunging panuwun kang tanpa bisa kaukur marang sedulur sedulurku lan pinisepuh pinisepuh sedoyo :
- Eyang Warok Kasni Gunopati ( Mbah Wo kucing ) ( Almarhum ), leres atur panjenengan eyang : “ Sabar kuwi ra ono watese “
- Eyang Darwi (Almarhum ) , sedoyo menika pancen kedah madep mantep eyang. Sembah Nuwun.
- Puh Heru Subeno ( Almarhum ) , sedoyo pitutur kala semanten , sembah nuwun Puh.
- Kang mas Dalang Joko Bilowo sing wis iklhas paring pangertosan pedalangan
- Warok Gendeng Puh Purnomo Prajuritan Kang tansah dobrak semangat ati
- Kang Arim Kamandaka sing prigel ngripta carita
- Kang Joko Bodho sing setyo nuntuni lumakuning ati
- Eyang Santoso Bojonegoro kang lilo legowo paring gladen obahing Wayang .
Lan ngripta wujut fisikipun wayang.
- Kang Mega sing tansah paring prigeling babakan tembang lan lelagon
- Dhe Wito , Dhe Jito, Dhe kadi, dimas agus kang prigel ing gamelaning jawa
- Kang Gasur , Kang Alip, Kang Ari , Dimas Sutris lan Teguh sing mandegani musik modern
- Dimas Edy lan sedoyo sing mandegani gamelaning reog suwnnn tenan kang mas
- Kang Kemal, kang sasongko, dimas Hananto, dhe Dhut lan sedoyo sing mandegani musik etnik kroncong
- Kang Wahidin, ingkang tansah merhatoskaken wujuting Wayang Yes menika.
- Kang Yanuar , sing paring sharing management supados seni lumampah sukses
- Kang Titis putro Eyang Darwi , sing paring artitistik endahing wayang Yes.
- Eyang Aris Tonatan , ingkang paring insparasi kadisiplinan wektu kang lumaku.
- Kung Jayus Bojonegoro, sembah nuwun sedoyo palilahipun sastro dateng kawula
- Kang Zein Bojonegoro, ikhlasing manah lan wekdal kagem lumaku wonten Bojonegoro, kang mas nuwun nggih.
- Lan sedoooyoo sedulur sing urung bisa tak sebut siji boko siji sing nyengkuyung Wayang Yes iki.
Syukur Alhamdulillah
Matur suwun sakabehing sengkuyung , Lemah Teles amung Gusti Allah kang bisa mbales.
Seni kang peni iki ayo diugemi, bisoho dadi Tontonan kang Nuntuni.
Sucining ati iki lan sedulur kabeh Mugiyo Gusti paring Palilah
WAYANG YES, moncer ngrembaka lestari salamiya, ngideri jagat dunyo lan Nuswantara.
Amiin Amiin Amiin Alloh Huma Amiiinnn.
Ponorogo , 15 Januari 2010
Loh, bukannya WAYANG YES itu hasil kolaborasi antara WAYANG TENGUL (BOJONEGORO) dan REYOG PONOROGO???
ReplyDeleteAda umber yang lbih tua masalah wayang boneka. jauh tua dari Thengul, thithi, ataupun golek. Namanya wayang Po te hi. Wayang dari Tiongkok kuno, China.
ReplyDeleteArim, dimanakah wayang itu berkembang??? apakah sampai saat ini masih bertahan?? mohon info lebih lanjut. terima kasih.
ReplyDeleteWayang Yes, Asli Ponorogo.
ReplyDeleteDari Perjalanan Saya Ke Bojonegoro ketemu Kang Zein ( wartawan ) , Kung Jayus (budayawan, sastrawan ) ,Puh Gatot (dalang ) dan Eyang Santoso (Pembuat Wayang Thengul sekaligus dalang Tua Wayang Thengul).Saat itu tidak pernah sekalipun ada komitmen bahwa Wayang Yes merupakan Kolaborasi Wayang Thengul dengan Reyog Ponorogo.Sesungguhnya yang terjadi adalah saya mengorder bentuk pola wayang yang terbuat dari kayu , dimana secara fisik wayang tersebut merupakan tokoh tokoh wayang yes( Suromenggolo, gunoseco,suminten, cempluk, Subroto dll , karena saat itu saya ingin mementaskan cerita : Suminten Kasmaran )
saya menyayangkan ketika kang Zein ( wartawan )memberikan informasi yang hanya setengah setengah kepada teman wartawannya, akibatnya bahasa yang keluar media saat itu seakan akan Wayang Yes merupakan Wayang Kolaborasi dengan wayang thengul. Hal ini oleh kang Zein (wartawan ) sudah diakui sebagai kesalahan informasi kpd temannya yang juga wartawan .
Karena pada dasarnya Wayang Yes,merupakan Wayang Ponoragan.Dimana Unsur musik yang teramu mulai Keroncong,Gamelan jawa, Dangdut, Band, Dan Gamelan Reyog.Sedangkan Dialek dalang mengunakan Dilek Ponoragan. Untuk bentuk fisik Wayang sangat Fleksibel.Kita ambil contoh pentas tgl 26 mrt lalu. Dimana unsur bentuk fisik wayang sangat majemuk, ada wayang Kulit,Wayang Orang, Kethoprak, dan ludruk.
Menyikapi hal ini saya ( HP.Marga ) sangat tidak setuju ketika ada pengklaiman dan ada kesalah tafsiran terhadap makna keberadaan wayang Thengul didalam Wayang Yes secara utuh.Sehingga image yang terbangun, Bahwa wayangthengul hanya merupakan satu satunya unsur dalam terbentuknya Wayang Yes.
Saya berharap, tulisan ini mampu membawa suasana bijak dan arif terhadap penyikapan arti bahasa " Wayang Yes merupakan kolaborasi Wayang Thengul dengan Reyog Ponorogo ".
Jauh didalam lubuk hati saya, marilah keindahan keindahan dalam berbagai bentuk wayang yang ada Di Indonesia saat ini.Kita semua bergandeng tangan berupaya untuk bersama-sama menguri uri dan melestarikannya hingga tidak punah.
Salam WayangYes
HP.Marga.